"Dear Imamku" rangkum perjalanan hijrah yang tak mudah

id Resensi Film Dear Imamku, Film Dear Imamku, Dear Imamku, Tissa Biani, Dul Jaelani,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, info sumsel

"Dear Imamku" rangkum perjalanan hijrah yang  tak mudah

Cuplikan adegan dalam film "Dear Imamku". (ANTARA/HO/Instagram@tissabiani)

Jakarta (ANTARA) - Hijrah atau perubahan diri ke arah lebih baik dapat menjadi sebuah tantangan yang sulit dilakukan untuk setiap orang yang memilihnya.

Hal ini pun terangkum cukup baik dalam film “Dear Imamku” yang disutradarai oleh Dian Sasmita dengan pemeran utama Dul Jaelani dan Tissa Biani.

Meski dikatakan merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama, namun terdapat penyesuaian besar- besaran dari karakter dari yang ada di film dan di novel.

Di dalam novel secara jelas karakter utama merupakan seorang dokter dan seorang anak SMA, maka dalam film peran Harris (Dul Jaelani) dan Allysa (Tissa Biani) menjadi sepasang kekasih yang menjalani profesi “Youtuber”.

Akan tetapi penulis buku “Dear Imamku” dan sutradara menyebutkan film bergenre religi itu tetap mengisahkan makna cerita pasangan muda yang memilih hijrah namun rupanya perjalanannya tidak mudah.

Di awal film, diceritakan awal pasangan Harris dan Allysa bisa bertemu dan akhirnya memutuskan untuk menjadi pasangan kekasih.

Keduanya pun akhirnya menjalani karir sebagai pasangan Youtuber yang menceritakan kisah dan kegiatan mereka sebagai sepasang kekasih untuk mendapatkan penghasilan.

Allysa digambarkan sangat bergantung pada pekerjaan Youtuber itu karena harus menjadi tulang punggung keluarganya membiayai adik serta ibunya.

Selain itu, pekerjaannya itu juga dilakoni Alyssa untuk menyiapkan tabungan masa depan untuk meraih pendidikan Sarjana di Universitas ternama di Luar Negeri yang sudah menjadi cita-cita Allysa sejak lama.

Harris sebenarnya tidak terlalu berpikir untuk mendalami karir Youtubernya dan justru menginginkan untuk meraih cita- cita masa kecilnya sebagai musisi.

Saat keduanya mencapai titik “golden play button”, masalah mulai muncul.

Ibu Harris (Deivy Zulyanti Nasution) tiba- tiba dilarikan ke rumah sakit karena kehilangan kesadarannya dan berujung pada koma.

Harris yang terpukul pun akhirnya mengenang masa lalunya ketika masih rajin mengaji dan gemar beribadah bersama sang Ibunda.

 
Cuplikan Harris memulai hijrahnya dalam film "Dear Imamku". (ANTARA/HO/ Main Pictures)


Ia pun memutuskan untuk kembali beribadah dan berdoa kepada Allah untuk kesembuhan ibunya, ia bahkan bernazar ingin hijrah dan mengikuti ajaran agama dengan baik dan benar jika ibunya sembuh.

Dengan cepat, doa itu terwujud dan akhirnya Ibu Harris lantas terbangun dari komanya. Sesuai dengan nazarnya itu, Harris pun memulai perjalanan hijrahnya tanpa diketahui oleh sang kekasih.

 
Pentingnya Komunikasi

Bisa dikatakan perjalanan awal Harris memulai hijrah hingga akhirnya juga membuat Alyssa mengikuti langkah itu akan menggambarkan betapa pentingnya sebuah komunikasi untuk dilakukan oleh pasangan baik kekasih maupun yang telah menjalani biduk rumah tangga.

Pada bagian hijrah inilah digambarkan bahwa pasangan itu tidak bisa saling membaca pikiran satu sama lain dan memang perlu diutarakan untuk mencapai tujuan bersama menjadikan masing- masing pribadi dapat bertumbuh.

Kisah berlanjut setelah Harris memutuskan untuk hijrah, karir Youtube Alyssa pun mulai terbengkalai.

Perubahan sifat pun dialami Alyssa dari Harris yang tadinya memanjakan dirinya dengan banyak sentuhan seperti berpelukan dan duduk bersama kini tak lagi didapatkannya.

Karena sikap Harris yang memutuskan hijrah tanpa berkomunikasi dengan Alyssa, menjadikan pasangan itu bersitegang dan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya.

Alyssa pun kembali menjalani kehidupannya sebagai Youtuber dan mencari pasangan settingan untuk menjalankan konsep “Youtuber Couple”, sementara Harris semakin mendalami perjalanan hijrahnya.

Namun rupanya Alyssa tidak nyaman dengan pasangan settingan itu, sementara Harris pun masih tidak rela dan sangat menyayangi Alyssa.

Keduanya yang dilanda kesedihan, justru akhirnya bertemu di persimpangan jalan dan memutuskan untuk menikah.

Iya menikah, keputusan penting yang mengubah seluruh kehidupan orang banyak itu diputuskan dengan cepat atas dasar cinta.

Pernikahan yang sangat terasa terburu- burunya itu membawa Alyssa pada keputusan mendukung suaminya untuk berhijrah.

Penonton pun dibawa ke adegan malam pertama yang diekspetasikan bahwa Harris akan membacakan doa malam pertama, sayangnya hal itu tidak ditampilkan di dalam film ini.

Meski demikian, dari adegan itu bagi orang yang tidak terlalu mendalami agama mendapatkan sedikit pencerahan bahwa ternyata dalam Islam segalanya memiliki doa yang tentunya baik untuk orang yang ingin benar- benar menaati ajaran agama.

Perjalanan hijrah Harris dan Alyssa pun lama- lama terasa semakin berat, karena tidak terlalu digambarkan bagaimana Harris mengemong Alyssa untuk memahami makna hijrah.

Sementara Allysa yang merasa wanita tegar, enggan bercerita kesulitannya menjalani perjalanan hijrah pada sang suami.

Rasa ego masing- masing pribadi terasa sengaja ditonjolkan untuk memperlihatkan bahwa setelah memilih jalan hijrah bukan berarti hidup menjadi lebih mudah.

Perjalanan hijrah yang semakin sulit dirasakan kian meningkat saat akhirnya Ibu Harris meninggal dunia.

Dari situ hubungan sebagai pasangan suami- istri muda itu semakin diuji hingga akhirnya menemukan solusi.

Apakah film ini berakhir happy ending? Ya, film ini berakhir dengan cukup menggembirakan meski tak terlalu mencapai puncaknya.

Sebagai film debut untuk Dul Jaelani menjadi aktor, ia layak diapresiasi.

Meski sedikit terkesan canggung di awal, namun seiring berjalannya waktu ia membawakan peran Harris dengan lebih baik saat memulai jalan hijrah.

Sementara untuk Tissa, tak perlu diragukan lagi kemampuan aktingnya. Meski berakting dengan pasangannya di dunia nyata, namun tidak mengubah karakternya di dalam film dan justru semakin terasa mendalami perannya.

Terkait musik latarnya pun dirasa pas, “Sang Pemuja” bahkan sudah ada sebelum film “Dear Imamku” diproduksi.

Semakin terasa baik ketika ternyata lagu itu juga menjadi bagian dari cerita film itu.

Bagi anda yang ingin memahami perjalan hijrah dari sudut pandang anak muda atau kalangan yang baru mau menjalani hijrah, film ini layak untuk ditonton.

Meski judulnya terkesan hanya berfokus pada peran seorang Imam dalam rumah tangga, namun film ini justru mengemas secara penuh makna dari sebuah keluarga.

Film ini akan mulai ditayangkan di bioskop- bioskop Indonesia mulai 13 Mei 2021 yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri 1442 H.