Facebook peringatkan pengguna sebelum unggah berita lama

id Facebook,fitur baru facebook,berita lama,hoax facebook,berita bohonh,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini

Facebook peringatkan pengguna sebelum unggah berita lama

Facebook hadirkan fitur baru, peringatkan pengguna sebelum bagikan artikel berita lama. (about.fb.com)

Jakarta (ANTARA) - Facebook menghadirkan fitur baru yang akan memperingatkan pengguna saat akan membagikan artikel yang berusia lebih dari 90 hari.

Fitur tersebut dirancang untuk memberi pengguna lebih banyak konteks tentang artikel sebelum mereka membagikannya, dengan harapan konten pada platform menjadi lebih "tepat waktu dan kredibel," The Verge melaporkan, dikutip Minggu.

Meski begitu, pengguna masih memiliki opsi untuk berbagi artikel setelah melihat pemberitahuan tersebut.

Menurut Facebook, fitur itu dikembangkan sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa artikel berita lama terkadang dapat dibagikan seolah-olah itu adalah berita terkini.

Baca juga: Facebook akan cekal konten iklan rasis
Baca juga: Berkenalan melalui Facebook, seorang remaja setubuhi perempuan terancam hukuman 15 tahun penjara


Sebuah artikel berita tentang serangan teroris dari beberapa tahun lalu misalnya, dapat dibagikan seolah-olah itu terjadi baru-baru ini, yang dikatakan Facebook "dapat menyalahartikan keadaan peristiwa saat ini."

Facebook bukan perusahaan pertama yang mencoba pendekatan ini. Tahun lalu, The Guardian mulai menambahkan tahun publikasi ke thumbnail dari artikel lama ketika dibagikan di media sosial.

Baca juga: Ada tiga fitur khusus untuk grup parenting facebook

Fitur tersebut "(membuat) lebih sulit untuk memutar cerita lama sebagai pemicu kemarahan baru," kepala inovasi editorial The Guardian, Chris Moran, pada saat itu.

Fitur Facebook tersebut hadir saat beberapa jejaring sosial bereksperimen dengan menggunakan petunjuk untuk mendorong pengguna mengubah cara mereka mengunggah.

Tahun lalu, misalnya, Instagram mulai memperingatkan pengguna sebelum mereka memposting keterangan yang "berpotensi ofensif" di unggahan mereka, dan baru bulan ini Twitter mengumumkan akan menguji fitur untuk mendorong pengguna membaca artikel sebelum me-retweet tulisan tersebut.