Update 2 Juni: Warga Sumsel positif COVID-19 tembus 1.019 orang, diperkirakan akan terus bertambah

id Covid sumsel,covid-19,warga terinfeksi covid di sumsel meningkat,info sumsel,virus corona,uji swab,perlu tes pcr,mobil pcr,bblk palembang,gugus tugas

Update 2 Juni: Warga Sumsel positif COVID-19 tembus 1.019 orang, diperkirakan akan terus bertambah

Ilustrasi - Sampel darah yang terindikasi positif virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am)

Kami akan coba mengajukan mobil swab ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sambil melihat perkembangan kasus, tapi mudah-mudahan pertengahan Juni kapasitas lab sudah meningkat, jadi uji swab semakin lebih cepat
Palembang (ANTARA) - Warga Sumatera Selatan positif terinfeksi COVID-19 telah mencapai 1.019 orang pada 2 Juni 2020 atau terhitung 72 hari sejak kasus pertama dan diperkirakan akan terus bertambah karena perkembangan kasus periode harian masih fluktuatif.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, mengatakan pada hari ini Selasa (2/6) terjadi penambahan 24 kasus yakni berasal dari Kota Palembang (19 kasus), Kabupaten Ogan Komering Ulu (dua kasus), serta Musi Rawas, Banyuasin dan Musi Rawas Utara masing-masing satu orang.

"Masih ada ribuan sampel dari 3.175 orang yang tengah diproses uji swab oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang," ujarnya.

Baca juga: Jubir: Positif terinfeksi COVID-19 bertambah 609 orang, sembuh 298 orang

Penambahan 24 kasus tersebut merupakan hasil uji sampel yang masuk sebelum 24 Mei 2020, antrian uji swab memang cukup panjang mengingat Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) yang menerima 600-800 sampel perhari termasuk dari empat provinsi tetangga selain Sumsel.

Ketidakstabilan uji swab di Sumsel akan teratasi jika kapasitas laboratorium segera ditingkatkan baik yang ada di Palembang maupun kabupaten/kota lainnya, kata dia, selain itu Sumsel dinilai sudah memerlukan mobil tes cepat PCR.

"Kami akan coba mengajukan mobil swab ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sambil melihat perkembangan kasus, tapi mudah-mudahan pertengahan Juni kapasitas lab sudah meningkat, jadi uji swab semakin lebih cepat," tambahnya.

Baca juga: Kota Palembang resmi perpanjang PSBB hingga 16 Juni 2020

Baca juga: Palembang mendominasi kasus baru harian COVID-19


Masih berfluktuasinya kasus membuat angka penularan kasus baru atau RT di Sumsel belum terukur akurat, ia menyebut RT di Sumsel sempat berada di bawah 1 namun angka tersebut belum dapat dijadikan pedoman.

Sementara total 1.019 kasus positif tersebut, 60 persen menyebar di Kota Palembang (zona merah) yakni sebanyak 595 kasus.

Kemudian disusul Kota Lubuklinggau (zona merah) 73 kasus, Kabupaten Banyuasin (zona merah) 71 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 53 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 37 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 33 kasus.

Kasus lainnya tersebar di 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Rawas Utara (20), Musi Rawas (18), Muara Enim (16), Musi Banyuasin (12), Lahat (delapan), OKU Timur (sembilan), serta OKU Selatan, Pagaralam, PALI dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.

Baca juga: Gugus tugas Muratara izinkan 22 orang positif COVID-19 pulang ke rumah atas permohonan warga

Baca juga: Update 1 Juni: Warga Sumsel positif COVID-19 capai 995 kasus, penambahan hari ini 13 orang semua dari Palembang


Sedangkan kasus sembuh juga bertambah sembilan orang, yakni dari Lubuklinggau (lima orang), Musi Rawas (tiga orang) dan Muratara (satu orang) sehingga total menjadi 224 orang.

"Untuk kasus meninggal juga ada tambahan satu orang dari Palembang, tjadi total kasus meninggal ada 34 orang," kata Yusri menjelaskan.

Melihat fluktuasi kasus dan ketidakstabilan laboratorium tersebut, gugus tugas mengimbau masyarakat selalu waspada dan tidak terlalu euforia dengan pelonggaran kegiatan di kabupaten/kota, penggunaan masker dan jaga jarak harus tetap diperhatikan.

"Jadikan memakai masker itu kebutuhan, maka insyaallah kita akan terlindungi dari penularan COVID-19, lebih baik mencegah daripada mengobati," kata dia.