Palembang (ANTARA) - Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang terpaksa meminjam alat centrifuge refrigerated ke Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya karena alat yang ada rusak, sementara jumlah spesimen dari lima provinsi terus meningkat.
Kabid Pelayanan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang, dr Lisa Dewi, Rabu, mengatakan centrifuge refrigerated milik BBLK Palembang rusak pada Senin sore (13/4) setelah mengekstraksi sampel, namun pemeriksaan tetap dapat dilanjutkan pada Selasa(14/4) mengunakan centrifuge refrigerated milik FK Unsri.
"Sebelumnya kami sudah minta penambahan centrifuge refrigerated karena spesimen lumayan banyak, namun ternyata punya kami juga rusak dan untungnya FK Unsri bersedia meminjamkannya," ujar dr Lisa kepada Antara.
Dalam pengujian spesimen, centrifuge refrigerated berfungsi memisahkan komponen sel darah dari cairannya, sehingga cairannya dapat dipakai untuk pemeriksaan RNA dan DNA yang akan diperiksa dengan teknik realtime polymerase chain reaction (PCR).
Terbatasnya jumlah alat tersebut membuat pemeriksaan spesimen COVID-19 masih agak lamban, padahal BBLK Palembang harus menguji spesimen dari Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi, dan Bangka Belitung.
"Untuk 1 kali ekstraksi (pemisahan) dalam 2,5 jam bisa memeriksa 24 sampel, dan 1 hari bisa 3-4 kali ekstrasi, sekarang sampelnya masih banyak jadi memang butuh tambahan centrifuge refrigerated," kata dr Lisa.
Setidaknya sejak 26 Maret 2020 hingga saat ini, BBLK Palembang telah menerima 1.000 lebih spesimen dari lima provinsi tersebut, sekitar 700 spesimen di antaranya sudah selesai pengujian dengan mayoritas hasil negatif COVID-19.
Sedangkan kapasitas maksimal BBLK Palembang saat ini mampu menyelesaikan 90 spesimen dalam satu hari dengan asumsi satu orang yang diuji memiliki 2 -7 spesimen.
Ketersediaan alat dan banyaknya antrian spesimen saat ini membuat hasil negatif atau positif COVID-19 baru dapat diketahui dalam dua hari dengan catatan jika penyerahan spesimen dilakukan cepat, kata dia.
Pihaknya juga menyatakan akurasi hasil pemeriksaan spesimen di BBLK Palembang sama seperti Litbangkes Jakarta sehingga dipercaya untuk menguji spesimen dari lima provinsi.*