Bagi Van Gaal, tidak masuk akal jika Ajax dinobatkan sebagai juara

id Liga Belanda,Louis van Gaal,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, palembang hari ini, jembatan ampera

Bagi Van Gaal, tidak masuk akal jika Ajax dinobatkan  sebagai juara

Louis van Gaal. (ANTARA/Reuters) (ANTARA/Reuters/)

Jakarta (ANTARA) - Mantan pelatih timnas Belanda Louis van Gaal merasa tidak masuk akal jika Ajax Amsterdam dinobatkan sebagai juara musim ini, setelah sejumlah klub Liga Belanda mendesak agar musim ini dibatalkan.

Sebelum Liga Belanda dihentikan akibat pandemi COVID-19 pada 12 Maret, Ajax memuncaki klasemen sementara berkat keunggulan selisih gol atas AZ Alkmaar.

Kedua tim itu mengoleksi poin yang sama setelah memainkan 25 pertandingan, yakni 56 poin.

"Pemenang olahraga ditentukan di atas lapangan. Bukannya mengatakan setelah memainkan 25 pertandingan, kita memangkasnya, Dan Ajax menjadi juara. Siapapun yang merasa dirinya atlet tentu paham apa yang saya maksud," kata Van Gaal seperti dikutip harian AD.

"Jika virus corona telah dikalahkan, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menyelesaikan kejuaraan saat ini," tambahnya.

Sebelumnya, klub-klub papan atas Belanda seperti AZ, PSV Eindhoven, dan Ajax telah meminta agar musim ini dibatalkan. Mereka merasa jengkel dengan keputusan Persatuan Sepak Bola Belanda (KNVB) yang menyatakan akan patuh pada keputusan UEFA untuk menyelesaikan musim ini.

Van Gaal, yang juga pernah menjadi arsitek Ajax, kemudian menyuarakan kegeramannya karena sejumlah klub menggunakan isu kesehatan yang berujung pada "meneruskan atau menghentikan" kompetisi demi keuntungan masing-masing.

"Pemerintah mengikuti ketentuan-ketentuan dari RIVM (Institut Kesehatan Publik dan Lingkungan Belanda) selama berpekan-pekan, namun beberapa klub sepak bola tiba-tiba mengatakan itu (meneruskan kompetisi) adalah hal yang mustahil. Ajax yang pertama (mengungkapkannya)," tegas Van Gaal.

"Siapa yang tidak ingin bermain? Periksalah, klub-klub itu sekarang berada di posisi Eropa, kecuali Feyenoord, dan klub-klub di zona degradasi," ujar mantan pelatih Manchester United itu.

"Klub-klub menggunakan krisis corona untuk keuntungan masing-masing dan kemudian membuat pernyataan publik. Saya tidak terima," pungkasnya.