Tundukkan Pacific, semangat juang pemain Hangtuah tuai pujian
Solo (ANTARA) - Para pemain Amartha Hangtuah menuai pujian dari pelatihnya Harry Prayogo atas semangat juang mereka yang menyokong keberhasilan menundukkan Pacific Caesar Surabaya 65-44 dalam laga kedua Piala Presiden Bola Basket di GOR Sritex Arena, Solo, Kamis.
Pasalnya, Hangtuah bukan saja dibayangi cedera yang membuat roster mereka tidak lengkap di laga kedua, tetapi juga tekanan karena di pertandingan lebih awal Prawira Bandung meraih kemenangan telak yang mempengaruhi peta persaingan menuju semifinal.
"Kunci hari ini ya, dengan kondisi tim yang memaksa berjibaku, anak-anak punya semangat juang yang luar biasa," kata Harry selepas laga.
"Apalagi tadi melihat Prawira menang jauh lawan Louvre Surabaya, membuat kami mulai berhitung soal selisih poin," ujarnya menambahkan.
Sebelum Hangtuah melantai kontra Pacific, Prawira lebih dulu menang telak 90-54 atas Louvre di pertandingan Grup C. Hasil itu membuat Prawira menutup fase penyisihan grup dengan raihan tiga poin dan selisih skor surplus 13 poin.
Hal itu, bukan saja membuat Hangtuah wajib menang melawan Pacific jika ingin diperhitungkan dalam persaingan menuju semifinal, tetapi juga harus bisa membukukan selisih kemenangan sekurang-kurangnya 17 poin.
"Makanya kenapa kami sampai waktu habis berusaha tidak lengah sedikit pun," kata pelatih yang akrab disapa Ai itu.
"Ketika istirahat cuma unggul tujuh poin, kami sadar kalau mau lolos harus menang setidaknya 17 poin. Makanya kami dorong terus anak-anak," ujarnya melengkapi.
Pada akhirnya, Hangtuah berhasil menang dengan selisih skor 21 poin atas Pacific. Hal itu mengubah situasi mereka dari defisit tiga poin setelah kalah 68-71 melawan Satya Wacana Salatiga di laga pertama, menjadi surplus 18 poin.
Praktis Hangtuah kini berada di posisi terdepan dalam perburuan satu tiket ke semifinal sebagai peringkat kedua terbaik jika di laga hari ketiga Satya Wacana berhasil mengalahkan Pacific.
Kelolosan ke semifinal secara tidak langsung menjadi hasil yang harus dicapai untuk memenuhi target tinggi Hangtuah di Piala Presiden Bola Basket, yakni tampil di partai final.
Diuntungkan performa Pacific
Ai mengakui bahwa di balik semangat juang yang diperlihatkan para pemainnya, Hangtuah juga mendapat keuntungan atas buruknya performa Pacific di laga tersebut.
Meski menyebut keuntungan, pola pertahanan zona ketimbang man to man yang diterapkannya terhadap Pacific dinilai Ai cukup membantu untuk kemenangan kali ini.
"Untungnya tembakan perimeter Pacific hari ini tidak bagus, cuma 17 persen tripoin, dua poinnya juga hanya 24 persen. Makanya itu jadi keuntungan kami," katanya.
"Kami jaga zona, mereka tidak bisa mencetak poin dengan mudah. Kalau kami pakai man to man, mungkin berbeda ceritanya," pungkas Ai.
Terkait buruknya performa Pacific juga diakui pelatih tim asal Surabaya itu, Kencana Wukir.
"Untuk tim kelas liga profesional dan akurasi tembakan hanya 22 persen, saya tidak bisa mengambil banyak kesimpulan," kata Wukir.
"Secara teknis kami menciptakan peluang, 72 kali, tapi hanya 12 yang masuk. Itu harus diperbaiki," ujarnya melengkapi.
Dalam laga kontra Hangtuah, Pacific seolah bersaing dengan Prawira untuk menjadi tim dengan tingkat akurasi tembakan terbuka paling buruk di Piala Presiden Bola Basket..
Jika Prawira cuma melesakkan 23,1 persen tembakan kala mereka melawan Satria Muda Pertamina Jakarta, sedangkan Pacific cuma mencapai 22,2 persen.
Pasalnya, Hangtuah bukan saja dibayangi cedera yang membuat roster mereka tidak lengkap di laga kedua, tetapi juga tekanan karena di pertandingan lebih awal Prawira Bandung meraih kemenangan telak yang mempengaruhi peta persaingan menuju semifinal.
"Kunci hari ini ya, dengan kondisi tim yang memaksa berjibaku, anak-anak punya semangat juang yang luar biasa," kata Harry selepas laga.
"Apalagi tadi melihat Prawira menang jauh lawan Louvre Surabaya, membuat kami mulai berhitung soal selisih poin," ujarnya menambahkan.
Sebelum Hangtuah melantai kontra Pacific, Prawira lebih dulu menang telak 90-54 atas Louvre di pertandingan Grup C. Hasil itu membuat Prawira menutup fase penyisihan grup dengan raihan tiga poin dan selisih skor surplus 13 poin.
Hal itu, bukan saja membuat Hangtuah wajib menang melawan Pacific jika ingin diperhitungkan dalam persaingan menuju semifinal, tetapi juga harus bisa membukukan selisih kemenangan sekurang-kurangnya 17 poin.
"Makanya kenapa kami sampai waktu habis berusaha tidak lengah sedikit pun," kata pelatih yang akrab disapa Ai itu.
"Ketika istirahat cuma unggul tujuh poin, kami sadar kalau mau lolos harus menang setidaknya 17 poin. Makanya kami dorong terus anak-anak," ujarnya melengkapi.
Pada akhirnya, Hangtuah berhasil menang dengan selisih skor 21 poin atas Pacific. Hal itu mengubah situasi mereka dari defisit tiga poin setelah kalah 68-71 melawan Satya Wacana Salatiga di laga pertama, menjadi surplus 18 poin.
Praktis Hangtuah kini berada di posisi terdepan dalam perburuan satu tiket ke semifinal sebagai peringkat kedua terbaik jika di laga hari ketiga Satya Wacana berhasil mengalahkan Pacific.
Kelolosan ke semifinal secara tidak langsung menjadi hasil yang harus dicapai untuk memenuhi target tinggi Hangtuah di Piala Presiden Bola Basket, yakni tampil di partai final.
Diuntungkan performa Pacific
Ai mengakui bahwa di balik semangat juang yang diperlihatkan para pemainnya, Hangtuah juga mendapat keuntungan atas buruknya performa Pacific di laga tersebut.
Meski menyebut keuntungan, pola pertahanan zona ketimbang man to man yang diterapkannya terhadap Pacific dinilai Ai cukup membantu untuk kemenangan kali ini.
"Untungnya tembakan perimeter Pacific hari ini tidak bagus, cuma 17 persen tripoin, dua poinnya juga hanya 24 persen. Makanya itu jadi keuntungan kami," katanya.
"Kami jaga zona, mereka tidak bisa mencetak poin dengan mudah. Kalau kami pakai man to man, mungkin berbeda ceritanya," pungkas Ai.
Terkait buruknya performa Pacific juga diakui pelatih tim asal Surabaya itu, Kencana Wukir.
"Untuk tim kelas liga profesional dan akurasi tembakan hanya 22 persen, saya tidak bisa mengambil banyak kesimpulan," kata Wukir.
"Secara teknis kami menciptakan peluang, 72 kali, tapi hanya 12 yang masuk. Itu harus diperbaiki," ujarnya melengkapi.
Dalam laga kontra Hangtuah, Pacific seolah bersaing dengan Prawira untuk menjadi tim dengan tingkat akurasi tembakan terbuka paling buruk di Piala Presiden Bola Basket..
Jika Prawira cuma melesakkan 23,1 persen tembakan kala mereka melawan Satria Muda Pertamina Jakarta, sedangkan Pacific cuma mencapai 22,2 persen.