Busana songket khas Palembang anggota DPD Sumsel curi perhatian di Senayan
Bintang berante adalah salah satu motif songket palembang yang cukup terkenal dan dulunya biasa dipakai kalangan bangsawan Kesultanan Palembang Darusalam
Palembang (ANTARA) - Jialyka Maharani anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumatera Selatan mencuri perhatian khalayak, karena selain merupakan anggota DPD termuda yang menjadi pimpinan DPR sementara juga busana songket khas Palembang berwarna merah yang dikenakan oleh putri Bupati Ogan ilir itu.
Busana tersebut merupakan rancangan perancang asal Palembang Adis Karim yang sempat dipamerkan pada pada Indonesia Fashion Show 2019 di The Galleria serta di Ramarkable Indonesia Fair 2019 di Navy Pier, Chicago, pada 13-20 Juli 2019.
"Koleksi yang dikenakan Jialyka kemarin kami beri nama Sriwijaya yang dibuat dalam model kebaya dengan songket bintang berante," ujar Adis Karim saat dihubungi perihal busana tersebut, di Palembang, Rabu.
Bintang berante adalah salah satu motif songket palembang yang cukup terkenal dan dulunya biasa dipakai kalangan bangsawan Kesultanan Palembang Darusalam.
"Motif bintang berante punya makna filosofi persatuan dalam perbedaan (unity for diversity), maka sangat cocok untuk Jialika yang dari awal sudah kami tahu akan menjadi pemimpin sidang perdana di DPD RI karena dia adalah senator termuda di Indonesia untuk periode ini," ujar perancang muda ini.
Adis juga menceritakan dirinya membuat tiga rancangan untuk dikenakan Jialyka di Senayan dimana ketiganya menyisipkan kain khas Sumatera Selatan.
Untuk momen istimewa tersebut Adis menyarankan Jialyka untuk tidak mengenakan kebaya brokat karena banyak yang mengenakan disamping tidak sesuai dengan usianya yang amat muda.
"Di antara ketiganya motif bintang berante ini saya usulkan dikenakan saat sidang perdana dan Jialyka setuju dengan pendapat saya," kata dia.
Untuk soal harga Adis menolak menyebut nominalnya, namun diakuinya pembuatan busana tersebut cukup rumit dan detail.
Koleksi tersebut untuk atasan kebaya dibuat dari kain yang ditenun khusus utk baju dengan alat tenun gedokan (bukan atbm).
Jadi songket tenun yang digunakan busana tersebut bukan dari kain selendang yang dipotong, karena ia sangat menghindari memotong kain songket.
Sementara bawahannya juga merupakan kain tenun yang ditenun terpisah dengan alat tenun ATBM berupa kain songket dengan motif . "cantik manis".
"Jadi prosesnya memang agak rumit dan detail, karena yang pasti ini semua handmade dan kaya nilai filosofi budaya," papar Adis.
Pilihan songket sendiri menurutnya sangat cocok dengan suasana formal. Biasanya songket paling dipakai sebagai bawahan kain atau selendang namun pada busana Jialyka format songket pada atasan dan bawahan dinilai cukup formal dan membuat Jialyka terlihat berbeda namun anggun.
Dengan rancangannya yang menggunakan kain khas Sumsel yang dikenakan Jialyka di Senayan, Adis juga berharap anggota dewan di senayan agar lebih sering menggunakan kain khas daerah masing masing
" Namun untuk kali ini karena saya juga dari Sumatera Selatan maka berharap banyak dari para senator dan legislator muda seperti Jialika dan semua anggota DPR RI maupun DPD baik lelaki maupun perempuan agar lebih sering tampil di panggung nasional menggunakan kain dan busana khas Sumatera Selatan," ungkapnya.
Para anggota dewan ikon Senayan yang tidak hanya karena pemikiran dan kontribusinya tapi juga dalam berbusana yang anggun dan sopan di kanca nasional dengan membawa kain khas daerahnya.
Dengan sering terlihatnya keindahan kain Sumsel, ia meyakini sudah pasti akan bermanfaat bagi kemajuan para Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumsel.
"Pada akhirnya orang-orang akan banyak melirik keindahan kain Sumsel yang tentunya akan menjadi promosi gratis dalam pengembangan ekonomi kreatif sumsel," tutupnya. (FN/I016)
Busana tersebut merupakan rancangan perancang asal Palembang Adis Karim yang sempat dipamerkan pada pada Indonesia Fashion Show 2019 di The Galleria serta di Ramarkable Indonesia Fair 2019 di Navy Pier, Chicago, pada 13-20 Juli 2019.
"Koleksi yang dikenakan Jialyka kemarin kami beri nama Sriwijaya yang dibuat dalam model kebaya dengan songket bintang berante," ujar Adis Karim saat dihubungi perihal busana tersebut, di Palembang, Rabu.
Bintang berante adalah salah satu motif songket palembang yang cukup terkenal dan dulunya biasa dipakai kalangan bangsawan Kesultanan Palembang Darusalam.
"Motif bintang berante punya makna filosofi persatuan dalam perbedaan (unity for diversity), maka sangat cocok untuk Jialika yang dari awal sudah kami tahu akan menjadi pemimpin sidang perdana di DPD RI karena dia adalah senator termuda di Indonesia untuk periode ini," ujar perancang muda ini.
Adis juga menceritakan dirinya membuat tiga rancangan untuk dikenakan Jialyka di Senayan dimana ketiganya menyisipkan kain khas Sumatera Selatan.
Untuk momen istimewa tersebut Adis menyarankan Jialyka untuk tidak mengenakan kebaya brokat karena banyak yang mengenakan disamping tidak sesuai dengan usianya yang amat muda.
"Di antara ketiganya motif bintang berante ini saya usulkan dikenakan saat sidang perdana dan Jialyka setuju dengan pendapat saya," kata dia.
Untuk soal harga Adis menolak menyebut nominalnya, namun diakuinya pembuatan busana tersebut cukup rumit dan detail.
Koleksi tersebut untuk atasan kebaya dibuat dari kain yang ditenun khusus utk baju dengan alat tenun gedokan (bukan atbm).
Jadi songket tenun yang digunakan busana tersebut bukan dari kain selendang yang dipotong, karena ia sangat menghindari memotong kain songket.
Sementara bawahannya juga merupakan kain tenun yang ditenun terpisah dengan alat tenun ATBM berupa kain songket dengan motif . "cantik manis".
"Jadi prosesnya memang agak rumit dan detail, karena yang pasti ini semua handmade dan kaya nilai filosofi budaya," papar Adis.
Pilihan songket sendiri menurutnya sangat cocok dengan suasana formal. Biasanya songket paling dipakai sebagai bawahan kain atau selendang namun pada busana Jialyka format songket pada atasan dan bawahan dinilai cukup formal dan membuat Jialyka terlihat berbeda namun anggun.
Dengan rancangannya yang menggunakan kain khas Sumsel yang dikenakan Jialyka di Senayan, Adis juga berharap anggota dewan di senayan agar lebih sering menggunakan kain khas daerah masing masing
" Namun untuk kali ini karena saya juga dari Sumatera Selatan maka berharap banyak dari para senator dan legislator muda seperti Jialika dan semua anggota DPR RI maupun DPD baik lelaki maupun perempuan agar lebih sering tampil di panggung nasional menggunakan kain dan busana khas Sumatera Selatan," ungkapnya.
Para anggota dewan ikon Senayan yang tidak hanya karena pemikiran dan kontribusinya tapi juga dalam berbusana yang anggun dan sopan di kanca nasional dengan membawa kain khas daerahnya.
Dengan sering terlihatnya keindahan kain Sumsel, ia meyakini sudah pasti akan bermanfaat bagi kemajuan para Usaha Kecil Menengah (UKM) Sumsel.
"Pada akhirnya orang-orang akan banyak melirik keindahan kain Sumsel yang tentunya akan menjadi promosi gratis dalam pengembangan ekonomi kreatif sumsel," tutupnya. (FN/I016)