Jangan jadikan masjid tempat kemudaratan, kata Ketua PP Muhammadiyah
Magelang (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengajak umat Islam jangan menggunakan masjid tempat kemudaratan dalam arti menyebarkan kebencian, permusuhan, hilangnya rasa damai, dan menimbulkan masalah dalam kehidupan.
Haedar di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, berharap seluruh masjid di Indonesia menjadi ajang pembinaan ketakwaan, menumbuhkan nilai bagaimana umat manusia bisa menjalin hubungan baik dengan Allah SWT (habluminallah) dan juga hubungan baik dengan manusia (habluminannas).
"Kemudian dari masjid itu dibina nilai-nilai keilmuan, tetapi ilmu amaliyah yang nanti memancarkan kemajuan," katanya usai meresmikan Masjid Manarul Ilmi di Kampus Universitas Muhammadiyah Magelang.
Ia menuturkan nilai-nilai perdamaian, nilai-nilai keutuhan kebangsaan, keumatan itu harus tumbuh.
Ia berharap dari masjid ada ikhtiar untuk semakin membuat umat dan bangsa ini bersatu termasuk dalam politik kebangsaan agar bisa membangun.
"Kita harus jujur masih tertinggal dalam penguasaan iptek, rakyat kita masih banyak yang tertinggal secara ekonomi, umat Islam juga begitu maka lewat masjid yang ada di kampus ini dan orientasi kampus untuk membangun peradaban maka insya Allah akan lahir ikhtiar-ikhtiar kita yang lebih maksimal untuk meajukan umat dan bangsa," katanya.
Ia menilai Universitas Muhammadiyah Magelang mengalami lompatan kemajuan yang cukup signifikan dengan lokasi yang strategis di pinggir jalan raya Magelang-Yogyakarta, ditambah bangunan masjid yang megah.
"Insya Allah Universitas Muhammadiyah Magelang akan menjadi 'center of excellence' (pusat unggulan) sekaligus juga membangun generasi 'ulul albab' bagi masa depan umat dan bangsa," katanya.
"Saya mengajak masyarakat luas di Magelang dan Jawa Tengah untuk memanfaatkan Universitas Muhammadiyah Magelang ini menjadi pusat pendidikan generasi bangsa, insya Allah akan membawa pada kemajuan. Apalagi nama masjid ini Manarul Ilmi atau pusat pencerahan ilmu," demikian Haedar Nashir.
Haedar di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, berharap seluruh masjid di Indonesia menjadi ajang pembinaan ketakwaan, menumbuhkan nilai bagaimana umat manusia bisa menjalin hubungan baik dengan Allah SWT (habluminallah) dan juga hubungan baik dengan manusia (habluminannas).
"Kemudian dari masjid itu dibina nilai-nilai keilmuan, tetapi ilmu amaliyah yang nanti memancarkan kemajuan," katanya usai meresmikan Masjid Manarul Ilmi di Kampus Universitas Muhammadiyah Magelang.
Ia menuturkan nilai-nilai perdamaian, nilai-nilai keutuhan kebangsaan, keumatan itu harus tumbuh.
Ia berharap dari masjid ada ikhtiar untuk semakin membuat umat dan bangsa ini bersatu termasuk dalam politik kebangsaan agar bisa membangun.
"Kita harus jujur masih tertinggal dalam penguasaan iptek, rakyat kita masih banyak yang tertinggal secara ekonomi, umat Islam juga begitu maka lewat masjid yang ada di kampus ini dan orientasi kampus untuk membangun peradaban maka insya Allah akan lahir ikhtiar-ikhtiar kita yang lebih maksimal untuk meajukan umat dan bangsa," katanya.
Ia menilai Universitas Muhammadiyah Magelang mengalami lompatan kemajuan yang cukup signifikan dengan lokasi yang strategis di pinggir jalan raya Magelang-Yogyakarta, ditambah bangunan masjid yang megah.
"Insya Allah Universitas Muhammadiyah Magelang akan menjadi 'center of excellence' (pusat unggulan) sekaligus juga membangun generasi 'ulul albab' bagi masa depan umat dan bangsa," katanya.
"Saya mengajak masyarakat luas di Magelang dan Jawa Tengah untuk memanfaatkan Universitas Muhammadiyah Magelang ini menjadi pusat pendidikan generasi bangsa, insya Allah akan membawa pada kemajuan. Apalagi nama masjid ini Manarul Ilmi atau pusat pencerahan ilmu," demikian Haedar Nashir.