Mainan kapal ketek Palembang masih tetap 'berlayar'

id Mainan anak,Kapal ketek,Mainan kapal ketek,Pasar 16 ilir

Mainan kapal ketek Palembang masih tetap 'berlayar'

Mainan kapal ketek masih dijual pedagang di Pasar 16 Ilir Palembang, Minggu (10/6/18) (ANTARA News Sumsel/Fernando Tri Tanjung/Erwin Matondang/18)

....Ini mainan saya waktu kecil sebenarnya, jadi saya terkenang masa kecil. Saya beli dua kapal ketek untuk dua anak saya dirumah. Mereka juga senang mainan ini....
Palembang (ANTARA News Sumsel) - Banyaknya mainan modern saat ini tidak menghilangkan mainan anak tempo dulu seperti mainan kapal ketek yang tetap eksis dijual di Pasar 16 Ilir Palembang.

“Kapal ketek masih banyak digemari pembeli, bahkan orang dewasa juga masih banyak yang membeli,” kata Penjual mainan kapal ketek Zul di Pasar 16 Ilir Palembang, Minggu.

Zul menjual kapal ketek dengan bermacam warna seperti warna merah, hijau, kuning, biru, dan lain-lain.

Memainkan kapal ketek ini sangatlah mudah, dimulai dengan mengisi air dibagian lubang belakang kapal, lalu pada kapas diberikan minyak goreng dan dibakar menggunakan korek api, setelah itu kapas yang sudah dibakar tadi dimasukkan ke bagian dalam kapal untuk menghasilkan uap dari air yang dipanaskan yang kemudian menghasilkan suara “tektek” pada kapal ketika berlayar di air.
 

Mainan kapal ketek masih dijual pedagang di Pasar 16 Ilir Palembang, Minggu (10/6/18) (ANTARA News Sumsel/Fernando Tri Tanjung/Erwin Matondang/18)
Untuk harga satu kapal ketek pedagang menjualnya  Rp15 ribu, namun harga tersebut masih bisa ditawar pembeli.

Sorang pembeli mainan kapal ketek Mardi mengaku pasti membeli mainan kapal ketek saat berbelanja seminggu sekali di Pasar 16 ilir.

"Ini mainan saya waktu kecil sebenarnya, jadi saya terkenang masa kecil. Saya beli dua kapal ketek untuk dua anak saya dirumah. Mereka juga senang mainan ini. Kalo rusak tinggal beli lagi karena harganya juga tidak mahal," kata Mardi.

Dia juga mengatakan meski sering membelikan mainan anak yang kekinian tapi Mardi tidak ingin anaknya lupa mainan tradisional yang murah dan kreatif.

Pembeli lainnya Rina mengaku membeli mainan kapal ketek untuk anaknya yang masih SD. Menurutnya mainan yang sudah ada puluhan tahun lalu ini harus dilestarikan dan baik bagi anak ketimbang bermain gawai yang tidak memacu stimulus motorik tubuh.

"Kalo anak saya memang dari kecil saya hanya perbolehkan main handphone sabtu minggu saja. Kalo hari biasa anak main sepeda, layangan dan kapal ketek ini supaya anak saya berinteraksi dengan anak tetangga di komplek saat sore," jelas Rina yang juga seorang PNS.