Kelompok musik Starwick akan rilis album "Pitcure Of Tomorrow"

id Starwick,Picture of Tomorrow,album baru starwick,berita sumsel,berita palembang

Kelompok musik Starwick akan rilis album "Pitcure Of Tomorrow"

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Kelompok musik indierock asal Jakarta, Starwick akan merilis mini album bertajuk "Picture of Tomorrow" pada 21 April 2018.

Mini album dari kuartet Dindin (gitar vokal), Arvi (bass), Arman (gitar), dan Anto (drum, vokal) itu merupakan rangkuman dari perjalanan bermusik mereka yang telah dimulai sejak 2004.

Menurut Dindin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu, selain merangkum materi sepanjang 2004-2012, mini album ini juga menampilkan sejumlah materi baru yang rekamannya sempat berhenti pada 2013 dan dimulai lagi pada 2017.

"Semangat dan tanggung jawab jadi alasan kami kenapa mini album ini harus selesai. Sejak pertengahan 2015 kami selalu komitmen untuk workshop dan menyusun demo di rumah Anto, hampir setiap sabtu pagi sampai siang. Karena nge-band harus ada pertanggungjawabannya. Nah karya dalam bentuk EP pertama ini adalah bentuk tanggung jawab atas waktu, pemikiran dan alat-alat musik yang sudah digas selama band ini berdiri," kata Dindin.

Dindin tak memungkiri kalau semakin dewasanya mereka dengan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga yang kini harus diemban membuat penggarapan mini album ini memerlukan waktu yang panjang. Beruntung banyak teman-teman yang membantu.

Dalam penggarapan Album ini, ada Ario Hendarwan (The Adams) yang menjadi mixer merangkap produser mendampingi empat personel Starwick. Ada juga nama Rully Pratama Putra, Gigih Suryoprayogo (The Adams), dan Pandu Fathoni (The Adams, Morfem) yang menjadi sound engineer selama proses rekaman berlangsung di Studio Ario Bekasi and Studio Teras Belakang Tangerang. Adapun proses mastering dikerjakan oleh Steve Corrao di Sage Audio, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.

"Kami memang enggak punya time table rekaman. Tetapi setiap ada waktu luang dari pekerjaan dan keluarga pasti kita selalu 'setor' ke Ario, jadi secara standar dan estetika semua terjaga melalui satu pintu. Ario sebagai produser pun bisa menempatkan potensi personil untuk memaksimalkan sebuah karya," kata Dindin.

Tema yang diangkat dalam "Picture of Tomorrow" lebih dari separuhnya adalah tema sosial ketimbang personal.

Pada lagu "Just Fair" misalnya, mereka hendak berpesan kalau korupsi tidak melulu hal besar tetapi juga sering terjadi dalam keseharian yang kerap dianggap sepele seperti mencontek atau buang sampah sembarangan.

Ada pula cerita tentang sudut pandang mereka atas kasus yang menjerat politisi Demokrat, Muhammad Nazaruddin lewat lagu "How The Story Ends".

"Sedangkan trek "Picture of Tomorrow" yang jadi nama untuk EP ini diambil dari momen letihnya pulang kerja yang kemudian sirna karena keceriaan anak di rumah. Lewat lagu ini mereka hendak berpesan kalau masa depan harus lebih baik," ucap dia.

Mini album ini kemudian jadi penegas kalau kuartet yang senang disebut sebagai kelompok rock senang-senang ini masih ada dan terus berkarya. Tak cukup di debut "Picture of Tomorrow", karya mereka pun akan dihadirkan lagi lewat mini album sequel yang akan digarap kemudian.

"Konsepnya memang double mini album dengan lagu-lagu lama di mini album pertama dan lagu baru di EP kedua. Jadi target jangka pendeknya adalah perekaman lagu-lagu baru untuk materi EP kedua. Tapi tanggung jawab utama sebagai orang tua tetap harus dijaga. Maklum kita band bapak-bapak," ucap Dindin.
(T.A074/Subagyo)