Palembang (ANTARA Sumsel) - Aditya Harry Sasangko, petenis peraih medali emas nomor beregu pada SEA Games XXVI di Palembang tahun 2011 berambisi mengulang sukses ketika memperkuat Timnas di ajang serupa di Singapura, Juni mendatang.
Adit, sapaan akrabnya, mengatakan tertantang untuk kembali mempersembahkan medali bagi Tanah Air meski terjadi perubahan komposisi tim dibandingkan empat tahun lalu.
Kali ini, pemain kidal ini bergabung dalam Tim Nasional putra bersama Christopher Rungkat, Sunu Wahyu, dan David Agung Susanto yang ditargetkan mempertahankan emas nomor beregu putra.
"Saya berambisi meraih emas kembali, ini penting, bukan saja bagi Indonesia tapi penting dalam sejarah karir di tenis. Saya tidak tahu, apakah pada SEA Games berikutnya akan turun lagi karena saat ini sudah banyak yang bagus," kata yang dijumpai di sela-sela Turnamen Tenis Negara-Negara Islam ISSF 2015 di Palembang, Senin.
Untuk mencapai ambisinya itu, Adit mengaku fokus menjalani program latihan yang diberikan pelatih.
Sejak awal tahun, putra pertama dari tiga bersaudara ini nyaris tidak ada kesempatan untuk menyelonjorkan kaki karena padatnya jadwal kompetisi yang harus diikuti bersama tim.
Ia harus berjuang pada babak penyisihan Grup II zona Asia/Ocenia Piala Davis di Palembang (6-8 Maret), kemudian mengikuti tiga tur pertandingan future secara beruntun, yakni Turnamen Tarakan Terbuka di Kalimantan Utara (31 Maret-5 April), Turnamen Wali Kota Tegal (6-12 April), dan Turnamen Mens Future III di Jakarta (13-19 April).
Saat ini, ia dijadwalkan mengikuti Turnamen Tenis ISSF di Palembang (10-18 Mei 2015) yang menjadi uji coba terakhir sebelum SEA Game Singapura.
Dari kompetisi yang diikuti itu, David menuai hasil yang cukup positif yakni dengan berhasil meloloskan Timnas ke babak kedua Piala Davis.
Kemudian, di Tarakan Open menembus babak delapan besar, Wali Kota Tegal berhasil ke babak final nomor ganda putra, dan di Mens Future III Jakarta sampai ke babak kedua.
"Dari hasil uji coba yang berat ini akhirnya saya mendapatkan rangking Internasional Tenis Federation (ITF) dan masuk peringkat 1.400 dunia setelah hampir satu tahun tidak masuk dalam daftar rangking karena tidak pernah berkompetisi," kata atlet dengan tinggi 179 cm dan berat 69 kg ini.
Berdasarkan hasil ini, secara penampilan, Adit merasa semakin meningkat dan mampu bersinergi dengan kualitas rekan-rekanya sesama tim.
Menurutnya, keadaan ini semakin membuka peluang Indonesia untuk mempertahankan gelar tersebut, apalagi kondisi tim yang demikian kondusif menjelang SEA Games.
Menurut Adit, kekompakan tim menjadi modal utama untuk unggul di sektor beregu meski Timnas Indonesia yang ditargetkan medali emas nomor beregu menjadi unggulan kedua atau tepat di bawah Thailand.
"Jika melihat kondisi tim saat ini, saya sangat optimitis sekali karena sudah ada kedekatan emosional yang cukup mendalam sehingga siapa pun yang akan dipilih pelatih, sejatinya tidak akan terbeban karena mendapatkan dukungan penuh tim," kata dia.
Adit mulai mengenai tenis sejak Sekolah Dasar, tepatnya ketika berusia delapan tahun berkat ajakan sang ayah tercinta yang menggemari tenis sejak lama.
Meski fokus pada tenis, tapi Adit tidak melupakan pendidikan. Belum lama ini, ia menyelesaikan pendidikan strata 1 Fakultas Hukum di Universitas Janabadra, Yogyakarta.
Atlet berusia 23 tahun ini berharap, pasca meriah gelar ini dapat kembali mengejar karir di tenis profesional yang sempat ditinggalkan karena terkendala biaya.
"Saya sempat menembus peringkat 1.400 sebelum, tapi karena berhenti (tidak ikut kompetisi) menjadi terlempar dari peringkat dunia sejak awal tahun 2015. Kini saya kembali meraih peringkat yang hilang itu, dan berharap dapat terus berkarir di profesional," kata putra pasangan Sri Unhari dan Suhari ini.
Tren Positif
Pelatih Timnas Indonesia Roy Therik mengatakan Adit merupakan sosok yang membangun tim karena kepiawaiannya dalam beradaptasi dengan rekan-rekannya.
"Adit kalau bermain rapi, begitu pula ketika berteman. Selain itu, ia sosok yang berkomitmen, ketika diperintahkan pelatih maka ia merasa itu bukan perintah tapi suatu tantangan," kata dia Roy.
Ucapan Roy ini dibuktikan Adit ketika mengalahkan wakil Syria Makzoume Yacoub 2-0 (6-0, 6-0) pada semifinal nomor beregu putra Turnamen Tenis ISSF 2015 di Palembang, Senin.
Petenis yang menjadi tunggal pertama Indonesia pada ajang tenis negara-negara Islam ini memetik kemenangan dengan mudah dari lawannya yang terbilang junior dan minim jam terbang.
"Lawan memang mudah, tapi saya memaksa dia tidak boleh melepas satu game pun, dan ini dibuktikan Adit," kata Roy.
Aditya yang diproyeksikan ke SEA Games Singapura pada Juni mendatang berhasil mendominasi permainan sejak awal dengan mengandalkan permainan baseliner.
Sementara lawan kesulitan untuk mengimbangi lantaran berada di bawah level Aditya sehingga kerap membuat kesalahan sendiri.
Setelah menang mudah pada set pertama dengan beberapa kali mencetak triple break poin, Adit baru mendapatkan perlawanan ketika memasuki set kedua.
Pada game ke-2 set kedua, lawan sempat memberikan perlawanan sengit dengan berhasil mencetak break poin (30-40), namun ketenangan Adit yang unggul dalam variasi serangan membuat tak satu game pun melayang pada pertandingan itu.
Begitu pula pada game ke empat set kedua, ketika lawan berhasil memaksa Adit bermain duece. Untuk kesekian kali, Adit berhasil menyudahi dengan permainan baseliner yang efektif.
"Sejak awal permainan saya sudah menemukan kelemahan lawan, sepertinya dia belum begitu berpengalaman sehingga variasinya sangat sedikit sekali. Sebenarnya pukulan satu dua lawan cukup bagus, tapi sayang kurang kontisten," kata Adit.
Pelatih Timnas Indonesia Roy Therik mengatakan kemenangan Aditya ini terbilang wajar karena lawan yang dihadapi tertinggal kelas dan kualitas, serta tidak masuk dalam daftar rangking ITF ini.
Meski demikian, pertandingan tetap penting bagi Aditya yang ditargetkan bersama tim meraih emas di SEA Games Singapura.
"Turnamen ini adalah kesempatan untuk membangun tim. Meski kelihatan mudah, tapi sebenarnya tidaklah mudah karena ini bermain beregu, ada beban mental sendiri bagi atlet yang turun," kata Roy.
