Jakarta (ANTARA Sumsel) - Bagi Timnas Jepang, lolos dalam putaran final kompetisi bergengsi sekelas Piala Dunia bukan lagi hal yang mengejutkan.
Di Piala Dunia 2014 Brazil, Jepang memastikan kembali menjadi salah satu wakil zona Asia dan prestasi itu merupakan yang kelima kalinya secara berturut-turut mereka tampil di ajang Piala Dunia.
Jepang telah berpartisipasi di Piala Dunia 1998, 2002, 2006, dan 2010 dan prestasi terbaik tim berjuluk "Samurai Biru" itu adalah mencapai babak perdelapan final pada saat menjadi tuan rumah pada tahun 2002 dan pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Di Piala Dunia 2014 Brazil, benua Asia meloloskan empat wakilnya. Selain Jepang, tiga wakil Asia lainnya adalah tim negara-negara yang memang sudah pengalaman tampil di ajang Piala Dunia, yakni Australia, Iran, dan Korea Selatan.
Jepang menjadi negara pertama Asia yang lolos ke Piala Dunia 2014 ketika Samurai Biru sukses menahan imbang Australia dengan skor 1-1 di pertandingan ke-7 putaran akhir kualifikasi zona Asia Grup B pada tanggal 4 Juni 2013.
Sebelumnya, pada putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia, Jepang sempat mengalami dua kekalahan secara beruntun, yaitu 0-1 dari Korea Utara dan 0-1 dari Uzbekistan. Samurai Biru mengakhiri Grup C Putaran III Kualifikasi Piala Dunia 2014 Brazil sebagai runner-up dengan nilai sepuluh, atau kalah enam angka dari Uzbekistan.
Namun, Samurai Biru yang dibesut pelatih asal Italia Alberto Zaccheroni itu mampu belajar dengan cepat dan memperbaiki diri untuk laga di putaran keempat. Berada di Grup B bersama dengan Australia, Jordania, Oman, dan Irak, Samurai Biru sukses meraih tiket ke Brazil sebagai juara grup dengan nilai 13 dan rekor memasukkan 16-5 gol. Sementara itu, Australia yang juga lolos ke Brazil sebagai runner-up mendapatkan nilai 13 dan rekor memasukkan-kemasukan 12-7 gol.
Di Brazil, Samurai Biru masuk dalam Grup C bersama Pantai Gading, Yunani, dan Kolombia.
Pada laga perdana di Brazil, Samurai Biru akan meladeni jawara Afrika, Pantai Gading. Dalam dua kali pertemuan Jepang-Pantai Gading, kedua tim ini menorehkan angka sama kuat 1-1. Di pertemuan pertama pada tahun 2008, Jepang unggul 1-0 atas Pantai Gading dan kekalahan tersebut dibalas Pantai Gading dua tahun kemudian dengan kemenangan 2-0 atas Jepang.
Laga Samurai Biru selanjutnya adalah kontra Yunani. Dalam catatannya, Kedua tim ini pernah saling jumpa di Piala Konfederasi 2005 dan dalam laga itu, Jepang unggul tipis dengan skor 1-0.
Pertandingan terakhir Samurai Biru di Grup C Piala Dunia 2014 adalah menghadapi Kolombia. Tercatat Jepang pernah dua kali bertemu dengan Kolombia dengan hasil Jepang sekali kalah dan satu duel lainnya berakhir seri.
Buat Kejutan
Apabila melihat peta persaingan di Grup C Piala Dunia 2014, pelatih Samurai Biru Alberto Zaccheroni memandang peluang Jepang melangkah ke babak 16 besar cukup terbuka.
Tanpa bermaksud memandang remeh calon-calon lawannya, Zaccheroni menjanjikan tim asuhannya akan memberi kejutan di Brazil. "Saya datang ke Jepang untuk membawa mereka ke Piala Dunia. Itu yang paling mendasar," ujarnya.
Ia mengatakan, "Saya merasa lega bisa mencapainya. Kami akan terus memperbaiki diri dan mengejutkan dunia."
Sesumbar mantan pelatih klub Serie A Italia, AC Milan, ini tentunya bukan basa-basi karena Samurai Biru memang diperkuat sejumlah pemain andalan yang selama ini berkiprah di berbagai kompetisi elite Eropa.
Tampaknya Alberto Zaccheroni tidak ingin mengambil risiko dengan merekrut lebih banyak pemain debutan untuk kompetisi tingkat tinggi selevel Piala Dunia 2014 Brazil. Para pemain senior dan kaya pengalaman lebih dipilih untuk lebih menjamin kesuksesan Jepang.
Para punggawa andalan Samurai Biru yang umumnya adalah pemain senior berpengalaman dan tentunya juga "bersinar" di liga Jepang atau liga-liga luar negeri itu, misalnya Shinji Kagawa yang saat ini bermain untuk Manchester United, Keisuke Honda striker milik AC Milan, Yoichiro Kakitani gelandang tim Cerezo dan Yuya Asako striker dari tim 1860 Munchen.
Selain itu, juga ada Shinji Okazaki (Mainz), Atsuto Uchida (Schalke), Makoto Hasebe (Nurnberg), Hiroshi Kiyotake (Nurnberg), Hajime Hosogai (Hertha Berlin), Maya Yoshida (Southampton), Yuto Nagatomo (Inter Milan), Mike Havenaar (Vitesse Arnhem), Gotoku Sakai (VFB Stutthgart), dan Hiroki Sakai (Hannover).
Senada dengan sang allenatore (pelatih) Alberto Zaccheroni, striker Shinji Okazaki mengatakan bahwa memimpikan tim Samurai Biru mampu melangkah hingga babak perempat final di Piala Dunia 2014 Brazil.
Ia pun berharap tampilan memikat di klubnya, Mainz, bisa terbawa ke tim nasional Jepang saat berlaga di Brazil kali ini.
Okazaki, 28 tahun, mampu tampil menawan bersama Mainz di Liga Jerman (Bundesliga) pada musim ini. Ia telah sukses mencetak 14 gol, memecahkan rekor gol terbanyak yang disumbangkan pemain Jepang lainnya di Bundesliga. Rekor sebelumnya dipegang Shinji Kagawa, yang kini pemain untuk Manchester United, dengan catatan 13 gol saat dia merumput di Borussia Dortmund pada musim 2011/2012.
"Hasrat kami untuk lolos dari babak grup sangat besar. Ditambah suporter pun berharap banyak kepada kami. Banyak pemain kami yang aktif bermain di luar negeri, beberapa di klub top, jadi harapan di Jepang pun tumbuh," Okazaki menuturkan.
Samurai Biru di bawah asuhan Zaccheroni terbukti sukses melaju ke putaran final Piala Dunia 2014 Brazil sebagai juara Grup B kualifikasi zona Asia, dengan nilai 13 dari delapan pertandingan dan rekor memasukkan-kemasukan 16-5 gol. Jumlah nilai dan rekor selisih Jepang ini adalah yang terbaik pada putaran kelima kualifikasi zona Asia.
Zaccheroni yang pernah sukses menangani klub AC Milan ini dipercaya menjadi pelatih kepala timnas Jepang sejak Agustus 2010 menggantikan Takeshi Okada yang sukses mengantarkan Jepang menembus babak 16 besar Piala Dunia di Afrika Selatan. Pada laga debutnya membesut Jepang, Zaccheroni tercatat mengantarkan Blue Samurai meraih kemenangan bersejarah menundukkan Argentina dengan skor 1-0.
Setahun setelah menangani Jepang, Zaccheroni ini juga sukses mempersembahkan gelar juara Piala Asia setelah dipartai final menang 1-0 atas Australia. Selama menangani Jepang, Alberto Zaccheroni telah membukukan hasil 30 kali menang, 11 kali seri, dan 11 kali kalah.
Zaccheroni mengadopsi gaya bermain klub-klub besar Eropa, yaitu bermain dengan intensitas tinggi, sebuah gaya bermain yang menuntut stamina dan konsentrasi tinggi. Namun, Jepang terbukti punya kualitas untuk bermain sesuai dengan standar tinggi. Dengan begitu, punya kesempatan besar merebut tiket 16 besar dari Kolombia, Yunani, dan Pantai Gading di Grup C.
Penampilan impresif itu menjadi inspirasi Jepang saat menatap Piala Dunia 2014 Brazil. Jepang juga tidak mempunyai masalah berarti soal motivasi dan soliditas. Dengan demikian, Samurai Biru layak optimis mampu lolos dari Grup C dan melaju ke babak 16 besar sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan sepak bola Asia tidak bisa dipandang sebelah mata.
Komposisi Tim Jepang:
Penjaga gawang: Eiji Kawashima (Standard Liege), Shusaku Nishikawa (Urawa Reds), Shuichi Gonda (FC Tokyo).
Belakang: Masato Morishige (FC Tokyo), Yasuyuki Konno (Gamba Osaka), Yuto Nagatomo (Inter Milan), Maya Yoshida (Southampton), Masahiko Inoha (Jubilo Iwata), Atsuto Uchida (Schalke 04), Hiroki Sakai (Hannover 96), Gotoku Sakai (VfB Stuttgart).
Tengah: Yasuhito Endo (Gamba Osaka), Keisuke Honda (AC Milan), Shinji Kagawa (Manchester United), Makoto Hasebe (FC Nuremberg), Hiroshi Kiyotake (FC Nuremberg), Hotaru Yamaguchi (Cerezo Osaka), Toshihiro Aoyama (Sanfrecce Hiroshima), Manabu Saito (Yokohama F. Marinos).
Depan: Shinji Okazaki (Mainz), Yoichiro Kakitani (Cerezo Osaka), Yuya Osako (TSV Munich 1860), Yoshito Okubo (Kawasaki Frontale).
