(ANTARA Sumsel) - Tidak ada yang menyangka bahwa dari acara-acara drama yang memudar pada Januari 1999 yaitu 'Varsity Blues' dan 'She's All That' yang satu sama lain dirilis dalam waktu dua pekan, menjadi pembuka jalan bagi Paul Walker.
Kedua acara itu masing-masing menampilkan bintang-bintang seperti James Van Der Beek dan Freddie Prinze Jr, serta aktor pemula berusia sekitar 20 tahun bernama Paul Walker, yang muncul sebagai pemeran pendukung dalam acara terkenal lainnya pada era 90-an 'Pleasantville'.
Paul pada dasarnya memerankan karakter yang sama di ketiga film itu - pria ganteng yang populer baik di kalangan gadis dan rekan timnya. Sosok atlet Amerika yang didambakan para pria dan diidamkan para gadis untuk dikencani.
Hollywood pun langsung melirik aktor itu, khususnya Universal, yang memberinya peran dalam 'The Skulls' sebagai lawan main idola remaja lainnya, Joshua Jackson dari 'Dawson Creeks'.
Setelah film itu, Universal memberi Paul peran utama dalam "The Fast and the Furious', sebuah film laga itu akhirnya menjadi seri film yang laris di waktu mendatang.
Paul masih berada di balik kemudi saat bermain dalam 'Joy Ride', sebuah film menegangkan yang disepelekan dan disutradarai John Dahl dari sebuah naskah yang salah satunya ditulis J.J. Abrams.
Pada saat '2 Fast 2 Furious' ditayangkan, Paul masih menjadi aktor keren seperti sebelumnya - hingga bermain dalam 'Timeline' yang kurang laris. Film itu merupakan rintangan kecil bagi kariernya yang sedang menanjak, saat aktor itu kemudian bermain dalam film laris 'Eight Below' dari Disney dan berperan sebagai pahlawan perang Hank Hansen dalam 'Flags of Our Fathers' karya Clint Eastwood.
