Bandarlampung (ANTARA Sumsel) - Pemerintah diminta lebih serius mengatasi masalah kesemrawutan dan kemacetan arus lalu lintas di perempatan Jalinsum, terutama di simpang Sukarame Bandarlampung, karena jalan negara itu juga termasuk rute utama arus mudik menuju Jawa atau daerah Sumatera lainnya.
Sejumlah warga Bandarlampung saat diminta tanggapannya, Sabtu, menyebutkan pemerintah pusat dan daerah sebenarnya bisa segera mengatasi masalah itu dengan mendesak kontraktornya untuk mempercepat penyelesaian perbaikan ruas jalan itu.
Selain itu, untuk tidak mengganggu proses perbaikannya, Pemprov Lampung dan Pemkot Bandarlampung juga bisa menutup sementara akses ke dalam kota melalui perempatan Sukarame itu, sebagaimana halnya telah dilakukan pemerintah daerah setempat saat membangun dua jalan layang yang melintasi Jalinsum.
"Saat jalan layang dibangun di perempatan Jl Antasari-Tirtayasa dan Jl Ryacudu-Sultan Agung, akses ke pusat kota ditutup sehingga tidak memacetkan arus kendaraan yang melintasi Jalinsum. Sebenarnya cara itu bisa diterapkan pemerintah setempat saat perbaikan di perempatan jalan di kawasan Jalinsum sedang dikerjakan," kata Ute, salah satu warga Bandarlampung.
Berdasarkan pantauan, kemacetan di perempatan Jalinsum Sukarame kadang mencapai satu kilometer setiap harinya, seperti mulai dari perempatan Jl Ryacudu-Sultan Agung hingga perempatan Jl Antasari-Tirtayasa.
Kemacetan itu terjadi setiap hari, kecuali pada malam hari saat arus kendaraan dalam kota Bandarlampung yang melintasi perempatan mulai berkurang jumlahnya.
Selain macet, kondisi sebagian badan Jalinsum juga licin saat hujan, dan berdebu tebal saat hujan tidak turun beberapa hari. Jalan selalu dikotori lumpur yang berasal dari badan jalan yang belum diaspal.
Karena terjadi penyempitan badan jalan, banyak kendaraan yang melintasi melalui jalan tak beraspal, yang menyebabkan kondisi jalan lincin dan membahayakan keselamatan berlalu lintas.
Sehubungan itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharapkan segera memperhatikan masalah kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di perempatan Sukarame Jalinsum, apalagi kawasan itu termasuk rute utama arus mudik, kata Jumida, warga Bandarlampung lainnya.
Kondisi jalan yang belum tuntas perbaikannya juga terdapat di banyak titik lainnya di Jalinsum Bandarlampung, sehingga para pengguna jalan harus hati-hati saat berkendara melintasi jalan negara tersebut, seperti di perempatan Sukarame, pertigaan Jl Pulau Damar samping RS Imauel, tanjakan menjelang Kampus Unila dan juga sejumlah titik mulai dari kawasan Panjang hingga simpang PJR.
Setelah tertunda hampir dua tahun, pelebaran Jalinsum ruas Panjang-Rajabasa Bandarlampung dimulai Oktober 2012 dan ditargetkan tuntas pada Oktober 2013.
Akan tetapi, target penuntasan perbaikan dan pelebaran Jalinsum itu kembali molor hingga Desember 2013.
Pelebaran Jalinsum sepanjang 18,5 km itu mulai dilaksanakan, setelah Bank Dunia sebagai pemberi pinjaman, menyetujui dua nama perusahaan dalam pengerjaan jalan itu.
Dua pemenang tender adalah PT Conbloc Infratecno (CI) dan PT Duta Graha Indah (DGI). PT CI melakukan pengerjaan mulai Rajabasa sampai Tirtayasa sejauh 10 km dengan nilai proyek Rp133,4 miliar.
Pengerjaan PT DGI mulai dari Tirtayasa sampai panjang sejauh 8,1 km dengan nilai proyek Rp97,2 miliar.
Kesemrawutan lalu lintas di Jalinsum Lampung belum teratasi
...Pemerintah pusat dan daerah sebenarnya bisa segera mengatasi masalah itu dengan mendesak kontraktornya untuk mempercepat penyelesaian perbaikan ruas jalan itu...