Keterbatasan tidak halangi pecahkan rekor nasional

id rekor jalan cepat nasional, ragil wahyu

Keterbatasan tidak halangi pecahkan rekor nasional

Ilustrasi (FOTO ANTARA)

Saya cedera hamstring karena ketika latihan menginjak batu kerikil sehingga seringkali sebelum latihan kami membersihkan trek itu terlebih dahulu....

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Pemecah rekor nasional nomor 3.000 meter jalan cepat remaja putra dalam Kejuaraan Nasional Atletik Junior dan Remaja 2013 di Stadion Madya Senayan Jakarta, Ragil Wahyu harus menempuh waktu 3 jam pulang-pergi dari rumahnya di Cipanas ke Cianjur untuk berlatih.

Di Stadion Cianjur, Ragil berlatih jalan cepat dengan pelatihnya Robert A.P meskipun tempat itu tidak memiliki trek khusus untuk olahraga atletik. Menurut dia, trek atletik di stadion itu sangat terbatas, dan banyak batu kerikil sehingga dirinya tidak maksimal dalam berlatih.

"Saya cedera hamstring karena ketika latihan menginjak batu kerikil sehingga seringkali sebelum latihan kami membersihkan trek itu terlebih dahulu," kata Ragil saat ditemui di Stadion Madya Senayan Jakarta, Sabtu (6/4).

Prestasi Ragil berawal saat meraih juara 3 dalam ajang Lomba Antar Kelas Olahraga se-Jawa Barat tahun 2010 di nomor 3000 jalan cepat. Setelah itu, Ragil masuk dalam tim Cianjur untuk dilatih secara serius sejak 2012.

Sejak bergabung dengan tim Cianjur setahun lalu, sederet prestasi diukir Ragil, yaitu juara 1 nomor 5.000 meter jalan cepat di Pekan Olahraga Kabupaten 2012 dan juara 1 nomor 10.000 meter Pekan Olahraga Pelajar Daerah Jawa Barat di tahun yang sama.

"Tahun lalu dalam Kejurnas Atletik Junior dan Remaja saya meraih posisi kelima nomor 3.000 meter jalan cepat," ujar anak bungsu dari pasangan Jaka Widodo dan Elis Nuryati itu.

Ragil menceritakan selama ini dirinya Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) karena ditempat itu dirinya sempat ditolak karena tidak memerlukan atlet jalan cepat. Untuk itu, ajang Kejurnas 2013 ini merupakan arena pembuktiannya bahwa meskipun atlet PPLP, dirinya bisa menunjukkan kualitas dan menyumbangkan emas bagi tim Jabar.

"Tentu saya ingin sekali bergabung dalam Pelatnas apalagi bisa berlatih dengan para senior di sana," kata Ragil yang tinggal di Desa Kawung Luwuk Kecamatan Sukaresmi itu.

Ragil mengatakan dirinya sempat mengalami cedera hamstring sebelum mengikuti Kejurnas tahun ini, namun rasa sakit tersebut sudah sembuh menjelang pertandingan. Dia mengungkapkan, dirinya juga sempat mengalami kembung pada perutnya karena pola makannya di Jakarta.

Pelatih Ragil, Robert A.P menceritakan bahwa anak didiknya berlatih dengan keterbatasan di Cianjur karena keterbatasan sarana dan prasarana stadion di Cianjur. Bahkan menurut dia, para pengurus dan pelatih sering memberikann ongkos pulang bagi Ragil di daerah Cipanas.

"Kondisi trek atletik hanya dialasi pecahan genting merah, terkadang atlet kami terkena tendangan bola dari orang yang sedang bermain di lapangan lalu cedera," ujar Robert yang melatih Ragil dari satu tahun lalu itu.

Sosok Ragil menurut Robert adalah atlet yang pantang menyerah dengan keterbatasan yang ada. Karena menurut dia selain kendala trek atletik yang kurang memadai, jarak tempuh dari rumah Ragil ke tempat latihan tentu membuat anak didiknya itu kelelahan, belum ditambah dengan aktivitas sekolahnya.

"Ya kan dari Cipanas ke Cianjur waktunya 1,5 jam hingga 2 jam, belum ketika pulang dari latihan harus menempuh jarak yang sama," katanya.

Menurut dia, Ragil diberikan latihan daya tahan selama 60-90 menit dengan trek latihan sejauh 8, 10 dan 12 kilometer. Di stadion Cianjur yang memiliki trek atletik sejauh 370 meter itu, Ragil dilatih Robert mengenai teknik karena hal tersebut merupakan poin yang harus diperhatikan pelatih.

"Untuk latihan kecepatan, porsinya 3 kali seminggu," ujarnya.

Robert berharap pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi lebih memperhatikan olahraga atletik di Cianjur, yang memiliki banyak potensi atlet berbakat namun belum ditunjang dengan sarana serta prasarana yang memadai. Dia berharap pemecahan rekor yang diraih Ragil bisa meembuka mata pejabat berwenang jika kondisi latihan atlet Cianjur sangat terbatas.

"Kunci kemenangan yang saya tanamkan pada para atlet kami adalah motivasi dan tekad kuat untuk menang," katanya.

Rutinitas yang dilakukan Ragil setiap hari adalah sekolah dan berlatih, pagin hari dirinya sekolah, dan pulang sekolah langsung ke Cianjur untuk berlatih. Pukul 19.00 WIB Ragil baru pulang dari latihan dan sampai kerumah sekitar pukul 21.00 WIB.

"Ada rasa jenuh dengan rutinitas tersebut, apakah mau terus atau tidak. Namun keluarga dan pelatih terus menyemangati saya untuk terus berlatih dan berprestasi," kata Ragil yang lahir tanggal 14 Desember 1997.

Ragil berhasil catatkan waktu 14 menit 14,37 detik raihan waktu itu lebih cepat sekitar 1 menit dari rekor nasional yang dipegang M Supriyanto dengan waktu 15 menit 14,92 detik sejak 9 April 2011.

Robert menceritakan bahwa Ragil hanya menginginkan tas "adidas", sepatu dan topi "reebok" setelah meraih medali emas dan memecahkan rekor 3.000n meter jalan cepat dalam Kejurnas 2013 itu.

Pewarta :
Editor: Awi
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.