Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan sejumlah disinformasi dan hoaks serta fakta terkait perusahaannya dan mengimbau masyarakat serta konsumen selalu mengecek kebenaran setiap informasi terlebih dulu.
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengimbau masyarakat jeli dan teliti terhadap berbagai bentuk disinformasi yang sering kali beredar.
Menurut dia, dalam beberapa waktu terakhir, perusahaannya telah mengamati dan membaca adanya praktik manipulasi informasi atau bahkan penyesatan informasi seperti hoaks yang berpotensi membuat masyarakat dan konsumen menjadi tidak nyaman dan khawatir kondisi yang terjadi.
Penyebaran disinformasi atau hoaks ini dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan diarahkan kepada Pertamina dan pemerintah.
"Kondisi ini tidak saja merupakan pencemaran nama baik Pertamina sebagai BUMN, namun juga terhadap pemerintah yang saat ini sedang membantu dan menjadi pengayom dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat," ujar Roberth.
Roberth menyampaikan sejumlah hoaks dan misinformasi, serta fakta sebenarnya. Pertama, mengenai informasi pengujian RON BBM dengan alat portabel.
"Soal beredarnya hasil pengujian RON BBM dengan menggunakan alat portabel, kami perlu memberikan klarifikasi bahwa metode tersebut tidak dapat dijadikan dasar pengujian resmi untuk menentukan angka oktan suatu BBM," ujar dia.
Secara teknis, pengujian RON memiliki standar baku internasional yang hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699 untuk RON.
Mesin CFR merupakan satu-satunya alat yang disertifikasi secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi yang menimbulkan knocking melalui proses pembakaran nyata dengan parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresi yang dikontrol ketat.
Pengujian yang dilakukan dengan alat portabel Oktis-2 terhadap berbagai jenis BBM seluruh operator BBM menunjukkan hasil yang bervariasi, ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari standar sebenarnya, sehingga membuktikan bahwa alat tersebut tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Di dalam alat ini juga terdapat pilihan sistem pengukuran USA dan RUS (Eropa), yang mana di Eropa menggunakan standar RON, sementara USA menggunakan AKI (Anti Knocking Index atau setengah dari penjumlahan RON dan MON).
Pertamina Patra Niaga imbau masyarakat waspada hoaks
Ilustrasi - Pemberitahuan kepada masyarakat agar mewaspadai informasi hoaks. ANTARA/HO-PT Pertamina Patra Niaga
