Palembang (ANTARA) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) Region 4 Palembang menyelenggarakan akad massal Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) secara serentak di delapan kantor cabang utama wilayah binaannya.
Ke delapan cabang itu, Branch Office (BO) Palembang A Rivai, Lahat, Baturaja, Muara Enim, Lubuklinggau, Jambi, Pangkal Pinang, dan Tanjungpandan.
Hingga Juli 2025, BRI Region 4 Palembang telah merealisasikan penyaluran KPRS sebanyak 1.410 unit rumah dengan total plafon kredit sebesar Rp227 miliar dan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang tetap terjaga di angka 1,18 persen.
"Capaian ini menjadi bukti tata kelola penyaluran yang disiplin dan sehat serta tepat dalam mendukung rakyat memiliki Rumah, " kata Regional Chief Executive Officer BRI Region 4 Palembang Luthfi Iskandar.
Akad massal ini lanjut Lutfi merupakan bagian dari rangkaian program nasional KPRS FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang digagas oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama BP Tapera.
"Dalam skema ini, BRI dipercaya sebagai salah satu bank penyalur utama dengan kuota penyaluran tahun 2025 sebanyak 25.000 unit rumah, meningkat tajam dari kuota sebelumnya yang hanya 17.700 unit, " katanya.
Penambahan kuota ini menjadi bukti kepercayaan pemerintah terhadap kinerja BRI dalam mendukung Program 3 Juta Rumah, yang bertujuan untuk menyediakan hunian layak, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya segmen berpenghasilan rendah.
Dengan akad massal yang dilaksanakan serentak di 75 kantor cabang BRI se-Indonesia dan dukungan penuh dari berbagai pemangku kepentingan, langkah BRI Region 4 Palembang menjadi kontribusi penting dalam menjawab tantangan backlog perumahan nasional. Kolaborasi antara pemerintah, perbankan, dan sektor properti ini menunjukkan bahwa impian memiliki rumah bukan lagi angan, melainkan kenyataan yang semakin dekat bagi masyarakat Indonesia.
Peresmian kerja sama dan komitmen ini dilakukan serentak dalam bentuk Penandatanganan MoU dan Akad Massal 1.000 Nasabah KPR Subsidi di Menara BRILiaN, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan bahwa akad massal ini merupakan langkah konkret untuk mengurangi backlog kepemilikan rumah yang masih tinggi di Indonesia.
“Kami terus ekspansi agar penyaluran KPRS terserap maksimal. Namun tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian agar bisnis tumbuh sehat,” ujarnya.
Hingga Juni 2025, BRI telah menyalurkan KPRS kepada lebih dari 101 ribu penerima manfaat dengan total outstanding sebesar Rp13,79 triliun. Sekitar 97 persen dari penyaluran tersebut merupakan program FLPP, dengan kualitas kredit terjaga dan NPL nasional berada di angka rendah yaitu 1,1 persen.
Sementara itu Menteri PKP Maruarar Sirait yang hadir langsung dalam acara itu menekankan bahwa sektor perumahan memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap berbagai industri pendukung seperti kontraktor, produsen bahan bangunan, hingga jasa logistik.
“Kami minta dukungan penuh dari BRI, ini bukan hanya soal rumah, tapi menciptakan sejarah baru untuk Indonesia yang lebih adil dan sejahtera,” ungkapnya.
Berdasarkan data Susenas 2023, backlog kepemilikan rumah di Indonesia mencapai 9,9 juta unit, dengan 83,4 persen berasal dari kelompok berpenghasilan rendah dan miskin. Oleh karena itu, skema FLPP menjadi solusi nyata untuk memberikan akses rumah pertama dengan bunga tetap maksimal 5 persen dan tenor hingga 20 tahun.
Selain Menteri PKP Maruarar Sirait, dan Direktur Utama BRI Hery Gunardi, turut hadir juga Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, serta jajaran ketua umum asosiasi perumahan seperti REI, APERSI, dan HIMPERRA.
Penambahan kuota ini menjadi bukti kepercayaan pemerintah terhadap kinerja BRI dalam mendukung Program 3 Juta Rumah, yang bertujuan untuk menyediakan hunian layak, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat, khususnya segmen berpenghasilan rendah.
