Palembang (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyebutkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) perlu mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang puncak musim kemarau Tahun 2025.
Hanif Faisol Nurofiq saat apel siaga kesiapsiagaan peralatan, perlengkapan dan personel untuk menghadapi karhutla Sumsel di Palembang, Selasa, mengatakan wilayah Sumsel seluas 8,7 juta hektare dengan luas lahan gambut 2,1 juta hektare atau sekitar 23 persen dari total luasnya.
Maka, apabila lahan gambut terbakar membutuhkan upaya luar biasa untuk mengendalikannya.
"Oleh karenanya, pencegahan akan jauh lebih efektif dibandingkan penanggulangan apabila sudah terjadi kebakaran. Tapi, kondisi gambut saat ini relatif stabil, ini perlu kita jaga," katanya.
Ia menjelaskan inovasi peralatan dalam penanganan karhutla akan terus dilakukan, termasuk dalam pelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk menurunkan potensi karhutla di Sumsel.
"Kemudian, untuk mencegah karhutla ada 3 helikopter water bombing yang kita siapkan untuk Sumsel, sehingga pemadaman tak hanya dari darat saja, tapi juga ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau bisa teratasi," ujarnya.
Menteri LH: Sumsel perlu antisipasi karhutla jelang puncak kemarau
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq Saat kunjungan kerjanya di Palembang, Selasa (29/7/2025). ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri
