Vito mengatakan ada sejumlah faktor risiko lainnya seseorang bisa terkena masalah kesehatan ini yaitu pernah mengalami sumbatan pembekuan darah kaki, bed rest atau beristirahat dalam waktu lama dan berusia lanjut.
Karena itu, menerapkan gaya hidup aktif termasuk rajin berjalan kaki menjadi cara mencegah terkena CVI. Bagi yang ingin memulai, bisa dengan mengikuti kegiatan Jakarta BERJAGA (Bergerak, Bekerja, Berolahraga, dan Bahagia) 2.0 Tahun 2025.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui kegiatan ini mengajak seluruh masyarakat memiliki gaya hidup yang sehat dan aktif dalam kegiatan sehari-hari.
Program "Jakarta BERJAGA 2.0." dirancang untuk menurunkan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, stroke, diabetes dan kanker, sekaligus mendorong deteksi dini terhadap masalah psikologis yang seringkali luput disadari.
Dalam program ini, warga diajak menerapkan gaya hidup aktif dan sehat dengan jalan kaki 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.
Pendaftaran peserta "Jakarta BERJAGA 2.0" terbuka bagi masyarakat umum, Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai swasta, institusi pendidikan, komunitas dan tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta.
Pendaftaran dilakukan secara kolektif atau individu dengan mengunduh aplikasi MUFIT untuk membuat akun. Jika mengalami kendala teknis, silakan lapor melalui bit.ly/KendalaAppMufit_JakartaBerjaga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jarang jalan kaki bisa picu penyakit vena kronis seperti Trump
