Palembang (ANTARA) - Ebony Preschool berkomitmen mendidik dan membentuk karakter serta menyiapkan mental dan daya intelektual anak usia balita atau anak masa bermain agar mampu bersaing ketika masuk ke jenjang pendidikan formal.
Hal Itu ditegaskan Owner Ebony Preschool Cabang Citra Grand City Palembang Riska Yunita, karena menurutnya pendidikan usia dini atau usia anak pra sekolah sangatlah penting, mengingat saat ini banyak terjadi kasus anak usia balita kecanduan gawai atau handphone. Ini terjadi karena tidak adanya teman bermain di lingkungan rumah, serta minimnya komunikasi dan interaksi anak usia balita dan orang tua sehingga membuat anak lambat bisa bicara dan menjadi introvert, serta takut bertemu orang lain.
Pre school atau pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan tahapan awal pendidikan bagi anak-anak sebelum memasuki pendidikan formal, pre school berperan penting dalam mempersiapkan anak menghadapi dunia akademik dan sosial sebelum memasuki pendidikan formal. Di sini, Si Kecil mulai belajar berbagai keterampilan dasar, seperti interaksi sosial, pengelolaan emosi, dan konsep dasar pendidikan, menganalisa maksud dan tujuan, serta mengimplementasikan sesuatu sesuai dengan arahan.
"Hal ini tentu sangat baik untuk masa depannya kelak, khususnya dalam berkomunikasi di ranah sosial, kemampuan si kecil tentu tak lagi diragukan karena sudah terlatih sejak dini," jelas Riska disela acara peresmian cabang ke 3 Ebony, di CGC di Komplek Citra Grand City, Copacabana blok D32 no 9 Palembang, Senin.
Baca juga: Orang tua harus batasi anak pegang gawai mulai dari diri sendiri
Dijelaskan Riska jika program jenjang pre school di Indonesia terbagi menjadi tiga tahap, yaitu bayi (usia 0 - 1 bulan), balita (usia 2 - 3 tahun), dan kelompok bermain (usia 3 - 6 tahun).
"Di sinilah peran kita membantu para orang tua agar lebih ringan dan bahagia melihat tumbuh kembang anaknya sehingga menciptakan keluarga yang harmonis." terangnya.
Di Ebony, dalam proses belajar menggunakan metode kurikulum Montessori yang artinya pendekatan pendidikan yang menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran, memberikan kebebasan untuk memilih kegiatan sesuai minat dan bakatnya, serta mendukung kemandirian dan kolaborasi.
Pendekatan ini menekankan pembelajaran langsung melalui latihan kelompok dan permainan, serta menekankan pada persiapan lingkungan belajar yang mendukung dan nyaman.
Di sini Guru Montessori berperan sebagai fasilitator dan pemandu yang membantu anak-anak dalam memilih kegiatan dan belajar secara mandiri.
Baca juga: Penggunaan gawai tidak tepat berdampak pada masa depan anak
Anak-anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang ingin mereka lakukan, dan mereka diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut secara mandiri, serta menekankan pada pembelajaran langsung melalui kegiatan praktik dan eksperimen, sehingga anak-anak dapat belajar dengan lebih aktif dan bermakna. Anak-anak diajarkan untuk bekerja sama dengan teman-teman mereka dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
"Intinya si kecil akan dilatih individualitasnya, kemandiriannya, kalaborasi atau sosialnya, serta mengembangkan rasa ingin tahu dan semangat belajar agar siap nantinya ke jenjang formal dengan baik, berinteraksi secara sosial disertai dengan tugas dan arahan yang ada, sehingga membuat Si Kecil akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri. Terlebih lagi, pada aktivitas pre school yang mengharuskan Si Kecil untuk tampil mempresentasikan hasil tugasnya.
Meski sederhana, namun hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada diri Si Kecil. Selain itu, si Kecil juga akan tumbuh menjadi pribadi yang selalu bersyukur, saling menghargai, dan terpacu untuk terus berprestasi hingga dewasa nanti," tukasnya.
Baca juga: Pemakaian gawai berisiko sebabkan "speech delay" pada anak
Baca juga: Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ajak generasi berencana jadi inspirator sebaya