Selain itu, pada Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) pada Januari di Sumbagsel juga mencatatkan nilai piutang pembiayaan hingga Rp41,82 triliun atau meningkat 1,33% yoy.Jenis pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh pembiayaan multi guna 52,44 persen, investasi 34,77 persen, dan pembiayaan modal kerja 8,29 persen.
"Nilai Non Performing Financing (NPF) di wilayah Sumbagsel masih terjaga di rentang angka terendah 2,88 persen dan angka tertinggi ada di Bengkulu sebesar 3,64 persen," ujarnya.
Ia mengatakan pada periode satu tahun terakhir, terjadi peningkatan aktivitas financial technology. Kondisi itu terlihat dari jumlah penerima pinjaman yang meningkat menjadi 832.099 rekening, sedangkan jumlah pemberi pinjaman menurun menjadi 15.417 rekening per Desember 2024.
"Nilai outstanding pinjamannya mencapai total Rp4,49 triliun,” kata Arifin.
OJK: Transaksi saham di Sumbagsel Rp8,97 triliun pada Februari 2025
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (OJK Sumsel Babel). (ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri)
