Ia mengatakan di tengah gejolak politik yang seringkali mengerikan dan menyesakkan, Pak Lah selalu menjadi kekuatan yang menenangkan. “Beliau menerima saya dengan penuh sopan santun dan kesantunan, meski kami sempat berada di bidang politik yang berseberangan. Begitu agungnya jiwa seorang negarawan besar”.
“Pak Lah bukan sekadar seorang pemimpin, tetapi seorang yang berhati besar yang menerapkan narasi baru dalam politik kekuasaan di Malaysia. Dengan pendekatan Islam Hadhari, ia menjembatani kesenjangan antara aspek kemajuan dan pembangunan serta nilai-nilai,” tambah Anwar.
Di bawah kepemimpinan Pak Lah, tambah Anwar, Malaysia telah menjalani reformasi dalam peradilan, transparansi dalam administrasi, dan pemberdayaan kelembagaan.
“Beliau merupakan tokoh yang membebaskan suara rakyat melalui pembukaan ruang media dan partisipasi publik. Pemerintahannya didasarkan pada Rencana Malaysia Kesembilan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan berfokus pada pembangunan manusia dan pedesaan,” ujar Anwar.
Kepada keluarga Tun Jeanne, putra Khairy Jamaluddin dan keluarga besar, Anwar menyampaikan belasungkawa yang tulus dari lubuk hatinya. Seluruh negeri berduka atas kehilangan seorang negarawan yang rendah hati.
“Selamat tinggal, Tuan Lah,” kata Anwar.
Malaysia berhutang budi atas jasa dan kebijaksanaan Abdullah Ahmad Badawi. Semoga arwah almarhum ditempatkan di sisi orang-orang yang saleh, diampuni segala dosanya, dan mendapat ganjaran surga atas segala amal saleh yang telah dilakukan selama hidupnya, ujar Anwar.
Abdullah Ahmad Badawi menjadi Perdana Menteri Malaysia dari 2003 hingga 2009. Ayah dari empat anak kelahiran Bayan Lepas, Penang, itu meninggal dunia pada usia 85 tahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM ke-5 Malaysia Abdullah Ahmad Badawi tutup usia
