Dia menyampaikan pihaknya berfikir kreatif dan beradaptasi dengan teknologi guna membantu kelompok nelayan di wilayah operasi Kilang Dumai yang kerap menghadapi tentang kondisi alam saat melaut.
Ia menyebutkan terdapat kelompok nelayan yang sering berhadapan dengan tantangan besar dalam menangkap ikan di laut. Kondisi alam yang kadang kurang bersahabat dan sering dianggap sebagai situasi yang harus diterima apa adanya.
Tetapi, ia menuturkan hal ini tidak menjadi hambatan bagi kelompok mitra binaan karena telah dibantu dengan kegiatan budidaya ikan.
Hermansyah menjelaskan budi daya ikan nila dengan sistem bioflok menjadi peluang yang menjanjikan bagi kelompok nelayan lainnya yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mundam Jaya.
Metode itu dinilai potensial karena hanya memerlukan kolam terpal sebagai media budi daya serta memiliki waktu pemeliharaan yang relatif singkat, sekitar 4-6 bulan hingga masa panen, tergantung pada jenis ikan yang dibudidayakan.
Selain memberikan dukungan infrastruktur kolam bioflok dan keterampilan budi daya ikan bagi Kelompok Nelayan Mundam Jaya, Kilang Dumai juga mengambil langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan program budi daya ikan nila salin dengan menghadirkan solusi energi terbarukan.
"Sebagai langkah mitigasi terhadap potensi kendala serta untuk mendukung operasional budi daya, kami telah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) off-grid dengan kapasitas panel surya 4,4 kWp dan baterai 5 kWh," tambah Hermansyah.
PLTS ini merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina, yang tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan listrik untuk operasional lampu dermaga dan kolam bioflok, tetapi juga berkontribusi dalam penghematan biaya listrik hingga Rp9,3 juta per tahun.
Selain itu, penggunaan PLTS itu turut mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), dengan estimasi penurunan 5,52 ton CO2 per tahun.
Hermansyah menegaskan inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung keberlanjutan operasional kolam bioflok nelayan, tetapi juga sebagai upaya mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan pemanfaatan energi bersih dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
"PLTS ini memungkinkan nelayan untuk tidak lagi sepenuhnya bergantung pada listrik konvensional," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa hal itu juga menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT), serta mendorong transisi menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kilang Pertamina manfaatkan teknologi bioflok dukung swasembada pangan