Jakarta (ANTARA) - Bagi sebagian orang, berinventasi pada sebuah tas brand luxury adalah sesuatu yang sulit diterima dengan akal sehat. Namun nyatanya dunia investasi telah berkembang jauh melampaui saham, obligasi, atau properti.
Memang faktanya, dalam beberapa dekade terakhir, ada satu kelas aset yang diam-diam mencetak keuntungan luar biasa bagi para kolektor dan investor yang jeli yaitu barang branded, khususnya tas-tas high brand seperti Hermès, Chanel, dan Louis Vuitton.
Jika dulu barang-barang ini hanya dianggap sebagai simbol status sosial, kini mereka telah menjadi instrumen investasi yang menawarkan return yang tak kalah menggiurkan dibanding pasar keuangan.
Di Indonesia sendiri, ada fakta yang cukup mencengangkan. Sebuah data yang diambil dari Capgemini Asia Pacific Wealth Report tahun 2015, menempatkan Indonesia berada di posisi ketiga dalam hal konsumsi produk mewah, mengalahkan Singapura dan Hong Kong.
Ketika sebuah tas menjadi wadah bagi fesyen dan investasi
![Ketika sebuah tas menjadi wadah bagi fesyen dan investasi](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2019/06/26/IMG-20190626-WA0003-2.jpg)
Ilustrasi - Tas "branded" bekas. (ANTARA News/dokumentasi Anthy Meliasari)