Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan tajam nilai tukar rupiah disebabkan Kepala The Fed (Federal Reserve) Jerome Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish terkait prospek suku bunga dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat tajam pasca pertemuan FOMC yang dimana The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps (basis points), namun Kepala The Fed, Powell memberikan pernyataan yang sangat hawkish akan prospek suku bunga dengan mengindikasikan hanya akan terjadi pemangkasan sebesar 50 bps tahun depan, turun dari 75-100 bps perkiraan sebelumnya,” ujarnya ketika ditanya ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, alasan mengapa The Fed memberikan pernyataan tersebut ialah proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari 2 persen menjadi 2,5 persen.
Selain itu juga inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) yang diperkirakan berkisar 2,4-2,8 persen, masih di atas target 2 persen.
Berita Terkait
DPR nilai kenaikan PPN akan hambat akses pendidikan berkualitas
Rabu, 18 Desember 2024 14:17 Wib
Kalah tipis, Erick nilai permainan timnas cukup baik
Senin, 16 Desember 2024 9:20 Wib
Rupiah turun di tengah meningkatnya inflasi produsen AS
Jumat, 13 Desember 2024 10:39 Wib
Rupiah diproyeksikan menguat di tengah harapan stimulus dari China
Selasa, 10 Desember 2024 9:55 Wib
Rupiah melemah di tengah ekonomi AS yang membaik
Senin, 9 Desember 2024 11:41 Wib
Segelas es teh dan martabat yang tak terbeli
Jumat, 6 Desember 2024 12:59 Wib
Analisb perkirakan kurs rupiah menguat jelang rilis inflasi domestik
Senin, 2 Desember 2024 9:30 Wib
Rupiah naik akibat aksi ambil untung investor
Jumat, 29 November 2024 15:50 Wib