Ketua Tim Bidang Informasi dan Komunikasi BPOM Aceh Endang Yuliwati menyebut pentingnya pendekatan holistik dalam pencegahan AMR, termasuk penggunaan antibiotik secara bijak, peningkatan kebersihan, praktik pertanian berkelanjutan, serta edukasi masyarakat.
"Penanganan AMR membutuhkan kerja sama multidisipliner dari berbagai sektor, seperti kesehatan manusia, kesehatan hewan, pertanian, dan lingkungan," ujarnya.
Kegiatan ini sebagai bagian dari kampanye global AMR Awareness Week 2024, yang juga menegaskan komitmen BPOM Aceh dalam mengedukasi masyarakat tentang pengendalian resistensi antimikroba.
“Diharapkan dialog ini mampu mendorong kesadaran kolektif dan aksi nyata dari masyarakat Aceh untuk bersama-sama melawan ancaman resistensi antimikroba,” ujarnya.
Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh Syamsul Rizal menilai bahwa resistensi antimikroba adalah ancaman global yang menghambat pengobatan infeksi akibat mikroorganisme yang kebal terhadap obat.
"AMR terjadi ketika mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur mampu bertahan terhadap obat yang seharusnya efektif mengendalikan mereka, sehingga pengobatan menjadi sulit atau bahkan tidak efektif," ujarnya.
