Namun demikian, lanjut dia, tidak hanya fenomena astronomis yang menjadi penyebab cuaca panas saat ini ini. Terdapat faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memiliki pengaruh yang signifikan.
"Misalnya, kecepatan angin yang rendah dapat mengurangi efek pendinginan alami, sementara kurangnya tutupan awan memungkinkan sinar Matahari langsung mengenai permukaan bumi, lalu kelembapan yang rendah dapat meningkatkan persepsi panas dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan kondisi suhu panas ini diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang bulan Oktober dan November 2024. Hal ini adalah periode peralihan musim, di mana cuaca cerah masih mendominasi, sehingga masyarakat perlu lebih waspada terhadap dampak cuaca ekstrem ini.
"BMKG mengimbau masyarakat Manggarai Barat untuk selalu memperhatikan kecukupan cairan tubuh, mengingat aktivitas luar ruangan yang sering dilakukan, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap terhidrasi dengan baik," katanya.
Ia juga meminta warga untuk menghindari aktivitas fisik yang berat pada siang hari untuk mencegah kelelahan yang bisa berujung pada masalah kesehatan yang lebih serius.
Dengan memahami perubahan cuaca seperti panas terik yang terjadi saat ini serta mengikuti imbauan dari BMKG, kata dia, masyarakat di Manggarai Barat diharapkan dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi cuaca panas saat ini.
"Melalui upaya bersama dan adaptasi yang baik terhadap perubahan iklim, diharapkan kita semua dapat melewati periode ini dengan lebih baik," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG paparkan penyebab cuaca panas dan gerah di Labuan Bajo