Mobil membawa harimau Sumatera mulai bertolak ke Padang sekitar pukul 21.23 WIB dan sampai di Rumah Sakit Hewan Sumbar, Jumat (26/7) sekitar pukul 02.01 WIB.
Sesampai di Rumah Sakit Hewan Sumbar, tim medis langsung melakukan nekropsi, dimulai dari mengukur taring, telapak kaki, dan lainnya.
Kepala Rumah Sakit Hewan Provinsi Sumatera Barat drh. Idham Fahmi menyatakan kematian harimau sumatera dengan nama Latin Panthera tigris sumatrae di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari atau Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, itu akibat tulang rawan trakea atau batang tenggorokan pecah.
Sebelum dibuka saat nekropsi, ia mendapati tulang rawan trakea mengalami pecah akibat trauma hiperemia atau darah yang mengalir lebih banyak dari biasanya sehingga ia bisa menduga kematian akibat gagal pernapasan.
Gagal pernapasan itu disebabkan benda melilit di leher harimau betina sehingga udara dari luar ke paru-paru tidak bisa mengalir. Akibatnya, harimau sumatera tersebut mengalami sesak napas lalu mati.
Rumah Sakit Hewan Sumbar mengirimkan beberapa sampel organ tubuh harimau ke Laboratorium Veteriner Bukitinggi.
Organ tubuh yang dikirim itu, pertama, trakea harimau karena diduga kuat terjadinya trauma hiperemia.
Kedua organ paru karena ada beberapa kelainan di sana dari patologi anatomi sehingga perlu dikonfirmasi secara histopatologi atau prosedur yang melibatkan pemeriksaan jaringan utuh di Laboratorium Veteriner Bukittinggi.
Ketiga, organ hati karena hati dari harimau juga ditemukan kelainan. Untuk konfirmasi lanjutan akan dibawa ke Laboratorium Veteriner Bukittinggi sehingga penemuan diagnosis awal dari harimau bisa ilmiah (saintifik) dan dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Hasilnya bisa keluar 5--7 hari ke depan. Hasilnya bakal disampaikan ke BKSDA Sumbar lalu akan dikonsultasikan ke dokter hewan Rumah Sakit Hewan Sumbar.
Usia harimau diperkirakan 3--4 tahun berdasarkan temuan gigi-giginya. Artinya, satwa tersebut masih remaja menuju dewasa dan belum pernah melahirkan berdasarkan kondisi organ reproduksi.
Usai bedah bangkai atau nekropsi dilakukan, jasad harimau langsung dikuburkan di halaman belakang kantor BKSDA Sumbar.
Harimau sumatera--seperti yang mati terjerat di
Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam,-- sudah beberapa kali muncul di dua kecamatan.
Satwa ini pernah muncul di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan.
Harimau sempat terekam kamera jebak milik BKSDA Sumbar di Baringin, Kecamatan Palembayan dan Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, pada awal 2024.
Dari hasil kamera jebak berupa foto dan video, satwa terlihat dengan kondisi kaki depan sebelah kiri putus.
Kepala Seksi Wilayah I Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antonius Vevri mengatakan harimau yang mati di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari atau Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, juga mengalami cacat pada kaki depan kiri.
Ia telah melakukan penanganan konflik satwa dengan manusia di daerah tersebut setelah kerbau dan kambing milik warga dimangsa.
Penanganan konflik itu dengan menurunkan petugas WRU BKSDA Sumbar, Resor Konservasi Wilayah I Panti, Resor Konservasi Wilayah II Maninjau dan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baringin, COP dan Sintas Indonesia.
BKSDA juga memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin, dan lainnya untuk mengevakuasi satwa tersebut.
Namun harimau keburu terlilit lehernya dari jerat babi sehingga tidak bisa diselamatkan.
Ke depan, BKSDA Sumbar bakal "menyapu" jerat babi yang dipasang dan melakukan sosialisasi secara intens kepada warga agar tidak memasang jerat yang berdampak terhadap harimau maupun satwa dilindungi lainnya.
Warga juga diingatkan tidak melakukan aktivitas di kebun mulai dari pukul 17.00 WIB sampai 08.00 serta mengandangkan ternak agar tidak dimangsa satwa predator.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jerat babi yang mengakhiri hidup harimau sumatera
Berita Terkait
Dokter: Harimau Sumatra masuk perangkap alami dehidrasi
Kamis, 14 November 2024 19:38 Wib
Warga Jakarta naik Tank Harimau dalam defile HUT ke-79 TNI
Sabtu, 5 Oktober 2024 10:18 Wib
Warga Lampung Barat ditemukan meninggal di kebun, diduga diterkam harimau
Minggu, 22 September 2024 17:38 Wib
Makan sapi warga, BKSDA pasang umpan perangkap harimau di Kabupaten Bengkulu Utara
Minggu, 22 September 2024 10:50 Wib
Dishut pastikan satwa yang muncul di desa Sukaraja adalah kucing emas
Jumat, 14 Juni 2024 13:07 Wib
Tim gabungan berhasil tangkap Harimau pemangsa manusia di Suoh
Rabu, 22 Mei 2024 14:25 Wib
Pekerja tewas diterkam harimau di Indragiri Hilir
Sabtu, 11 Mei 2024 21:45 Wib
Mengenali sisa-sisa peradaban dari Goa Putri dan Goa Harimau
Selasa, 16 April 2024 19:02 Wib