Menyelami dunia bunyi siswa tunarungu
Getaran bunyi
Momen itu adalah pengalaman perdana para siswa SLB B Karnnamanohara, Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, pentas pada malam hari.
Tidak ada kewajiban ikut. Karena berlangsung malam hari, sekolah sekadar menyampaikan tawaran lewat angket kepada para wali murid, beberapa hari sebelum pentas untuk memastikan siapa saja siswa yang bersedia.
Tawaran itu pun disambut antusias para siswa, kendati tak sedikit dari mereka yang bertempat tinggal jauh dari pusat Kota Yogyakarta, termasuk beberapa berasal dari Klaten, Jawa Tengah.
Erni (42), sang konduktor, tidak dapat menutupi rasa bahagia sekaligus bangga.
Perempuan bernama lengkap Erni Tri Kurnia Sari itu tidak menyangka para siswa kesayangannya lancar memainkan repertoar lagu "Fly Me to the Moon" bersama musikus jaz hingga menghibur banyak orang. Pasalnya, tidak pernah ada latihan bersama para musikus sebelumnya.
"Saya saja baru mendengar lagu 'Fly Me to the Moon' tiga kali," ucap Erni sembari tertawa kecil.
Bermain musik adalah satu dari beberapa mata ajar yang wajib diikuti semua siswa penyandang tunarungu SLB Karnnamanohara sebagai salah satu metode mengenalkan mereka tentang bunyi.
Dari kesunyian, mereka digiring memasuki dunia bunyi di Bumi yang ragamnya amat banyak dan belum mereka kenal sebelumnya.
Materi itu disuguhkan sebagai implementasi program Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama (PKPBI) bagi siswa tunarungu.
Beragam alat musik macam drum, konga, serta angklung pun rutin diajarkan setiap 2 pekan sekali, termasuk mengenalkan warna musik mulai pop hingga jaz.
Kendati tak mendengar melalui telinga, para siswa sejatinya mampu mengenal dan merasakan suara atau warna nada melalui getaran.
"Mereka bisa menangkap getaran-getaran yang ada dari kulit mereka," ucap Erni yang mengampu siswa tunarungu sejak 2005 itu.
Momen itu adalah pengalaman perdana para siswa SLB B Karnnamanohara, Condongcatur, Depok, Kabupaten Sleman, pentas pada malam hari.
Tidak ada kewajiban ikut. Karena berlangsung malam hari, sekolah sekadar menyampaikan tawaran lewat angket kepada para wali murid, beberapa hari sebelum pentas untuk memastikan siapa saja siswa yang bersedia.
Tawaran itu pun disambut antusias para siswa, kendati tak sedikit dari mereka yang bertempat tinggal jauh dari pusat Kota Yogyakarta, termasuk beberapa berasal dari Klaten, Jawa Tengah.
Erni (42), sang konduktor, tidak dapat menutupi rasa bahagia sekaligus bangga.
Perempuan bernama lengkap Erni Tri Kurnia Sari itu tidak menyangka para siswa kesayangannya lancar memainkan repertoar lagu "Fly Me to the Moon" bersama musikus jaz hingga menghibur banyak orang. Pasalnya, tidak pernah ada latihan bersama para musikus sebelumnya.
"Saya saja baru mendengar lagu 'Fly Me to the Moon' tiga kali," ucap Erni sembari tertawa kecil.
Bermain musik adalah satu dari beberapa mata ajar yang wajib diikuti semua siswa penyandang tunarungu SLB Karnnamanohara sebagai salah satu metode mengenalkan mereka tentang bunyi.
Dari kesunyian, mereka digiring memasuki dunia bunyi di Bumi yang ragamnya amat banyak dan belum mereka kenal sebelumnya.
Materi itu disuguhkan sebagai implementasi program Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama (PKPBI) bagi siswa tunarungu.
Beragam alat musik macam drum, konga, serta angklung pun rutin diajarkan setiap 2 pekan sekali, termasuk mengenalkan warna musik mulai pop hingga jaz.
Kendati tak mendengar melalui telinga, para siswa sejatinya mampu mengenal dan merasakan suara atau warna nada melalui getaran.
"Mereka bisa menangkap getaran-getaran yang ada dari kulit mereka," ucap Erni yang mengampu siswa tunarungu sejak 2005 itu.