Desainer Indonesia pamerkan busana dari kain sisa tekan limbah
Badung (ANTARA) - Dwi Iskandar, desainer lokal kelahiran Jawa Timur yang meniti karier di Bali memamerkan busana hasil karyanya yang dibuat dari kain sisa produksi dan bahan bekas untuk menekan limbah produksi pakaian.
Di The Apurva Kempinski Bali, Kabupaten Badung, Kamis, Dwi memamerkan koleksinya yang dipakai para model dalam peragaan busana pada kegiatan bertajuk Path to Sustainable Growth.
“Saya menampilkan koleksi fesyen berkelanjutan, artinya saya menggunakan bahan-bahan yang tadinya hanya tergeletak begitu saja di gudang kemudian ada sisa produksi yang masih sedikit itu yang saya rancang dan padukan,” kata dia.
Dalam kreasinya, Dwi Iskandar juga menggunakan bahan bekas serta bahan pakaian yang baru yang dipadukan dengan tetap fokus pada konsep berkelanjutan dan pengurangan sampah khususnya limbah sisa produksi pakaian.
Menurut dia, kain bekas digunakan khususnya untuk ornamen berukuran kecil, misalnya bahan kain dari baju yang sudah berlubang yang dipindahkan lubangnya dan digunakan sebagai detail busana kreasinya.
“Jadi memang ada yang bahan bekas kemudian saya potong-potong untuk menjadi elemen detail sehingga tidak terlihat seperti orang yang memakai baju yang sudah jelek dan tetap terlihat menarik,” ujarnya.
Di The Apurva Kempinski Bali, Kabupaten Badung, Kamis, Dwi memamerkan koleksinya yang dipakai para model dalam peragaan busana pada kegiatan bertajuk Path to Sustainable Growth.
“Saya menampilkan koleksi fesyen berkelanjutan, artinya saya menggunakan bahan-bahan yang tadinya hanya tergeletak begitu saja di gudang kemudian ada sisa produksi yang masih sedikit itu yang saya rancang dan padukan,” kata dia.
Dalam kreasinya, Dwi Iskandar juga menggunakan bahan bekas serta bahan pakaian yang baru yang dipadukan dengan tetap fokus pada konsep berkelanjutan dan pengurangan sampah khususnya limbah sisa produksi pakaian.
Menurut dia, kain bekas digunakan khususnya untuk ornamen berukuran kecil, misalnya bahan kain dari baju yang sudah berlubang yang dipindahkan lubangnya dan digunakan sebagai detail busana kreasinya.
“Jadi memang ada yang bahan bekas kemudian saya potong-potong untuk menjadi elemen detail sehingga tidak terlihat seperti orang yang memakai baju yang sudah jelek dan tetap terlihat menarik,” ujarnya.