"Padahal itu (skincare beretiket biru) dibuatnya harus individual dan secara langsung, sehingga tidak bisa disimpan untuk waktu yang lama," katanya.
Penggunaan skincare yang tidak sesuai dengan kebutuhan kulit, kata dia, dapat berbahaya dan dapat merusak kulit jika digunakan dalam waktu yang lama.
Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai dengan peruntukannya.
Pihaknya juga menggalang dukungan dari berbagai organisasi terkait, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan lain sebagainya sebagai bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Ini merupakan langkah kita bersama-sama untuk menjaga agar kosmetik yang digunakan masyarakat mempunyai keamanan dan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Rizka juga mengajak kepada dokter spesialis kulit yang memiliki resep atau ramuan skincare tertentu yang berkhasiat, teruji secara klinis, serta dapat digunakan oleh masyarakat luas agar mendaftarkan racikannya tersebut ke BPOM, sehingga skincare tersebut menjadi resmi, berizin, dan dapat dijual secara bebas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOM ajak masyarakat tertib gunakan "skincare" beretiket biru