Warga OKU demo sambil bawa alat elektronik rusak

id Jaringan listrik, pelanggan PLN, PLN Baturaja

Warga OKU demo sambil bawa alat elektronik rusak

Ratusan pendemo berunjuk rasa ke Kantor PLN ULP Baturaja dengan membawa puluhan alat elektronik yang rusak akibat listrik sering padam, Jumat. (ANTARA/Edo Purmana/24)

Baturaja (ANTARA) - Warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan meminta pihak manajemen PLN Baturaja untuk meningkatkan pelayanan pelanggan dengan mengoptimalkan suplai listrik supaya tidak sering padam.

Keluhan tersebut disampaikan ratusan pengunjuk rasa dari tiga kecamatan meliputi Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya dan Sinar Peninjauan saat menggelar demo di halaman Kantor PLN ULP Baturaja, Jumat.

Kepala Desa Kerang Dapo, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten OKU, Martina sekaligus koordinator demo mengatakan bahwa kedatangannya bersama 300 orang warga itu guna meminta penjelasan terkait listrik yang hampir setiap hari padam dengan durasi lama tanpa adanya pemberitahuan.

"Pihak PLN Baturaja selalu memberikan alasan klasik yaitu pemadaman akibat tanam tumbuh yang mengganggu jaringan listrik pelanggan," katanya.

Menurutnya, warga sudah kesal terlebih lagi selama bulan Ramadhan tahun 2024 listrik di wilayah itu sering padam tanpa pemberitahuan dari pihak PLN setempat.

Bahkan, kata dia, akibat pemadaman listrik secara berulang ini menyebabkan banyaknya barang elektronik milik warga yang rusak.

"Peralatan elektronik yang kami bawa ke kantor PLN ini hanya sebagian kecil contoh barang yang rusak akibat listrik yang sering mati," jelasnya.

Ia meminta pimpinan PLN Baturaja segera mengevaluasi seluruh kinerja petugas pelayanan agar profesional dalam menjalankan tugas di lapangan.

"Massa juga meminta kompensasi barang-barang elektronik yang rusak akibat listrik mati," ujarnya.

Sementara, Manajer PT PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Baturaja, Kabupaten OKU, Iswandi menyebutkan gangguan kelistrikan di wilayahnya terjadi karena jaringan listrik tertimpa pohon.

Dia mengatakan gangguan kelistrikan sebagian besar terjadi akibat pohon yang mengenai jaringan listrik, sehingga pihaknya akan berkoordinasi lebih intens dengan jajaran kepala desa, khususnya pada lokasi yang belum mendapatkan izin tanam tumbuh dari masyarakat.

"Gangguan ini cukup banyak disebabkan oleh pohon. Selain melakukan pemangkasan rutin, kami juga perlu dukungan masyarakat untuk izin tanam tumbuh pada beberapa lokasi yang saat ini belum diizinkan. Kami juga akan berkoordinasi lebih intens dengan kepala desa setempat," ujar dia.