Perempuan lebih rentan terdampak perubahan iklim
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosaline menyebut bahwa perempuan lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim.
"Perubahan iklim itu tidak netral gender. Perempuan lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim karena adanya peran tradisional gender. Perempuan seringkali masih diharapkan untuk menjalankan peran-peran tradisional seperti mengurus rumah tangga, merawat anak, dan mengelola sumber daya alam," kata Lenny N. Rosaline dalam "Peluncuran Dokumen Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim (RAN GPI)", di Jakarta, Kamis.
Kemudian penyebab lainnya adalah akses sumber daya yang terbatas, mobilitas terbatas, perempuan di daerah miskin, dan konsekwensi sosial kebijakan.
"Perempuan yang tinggal di daerah miskin akan lebih rentan karena kurangnya akses terhadap infrastruktur yang kuat, layanan kesehatan yang memadai, dan sumber daya untuk menghadapi perubahan iklim," kata Lenny N. Rosaline.
"Perubahan iklim itu tidak netral gender. Perempuan lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim karena adanya peran tradisional gender. Perempuan seringkali masih diharapkan untuk menjalankan peran-peran tradisional seperti mengurus rumah tangga, merawat anak, dan mengelola sumber daya alam," kata Lenny N. Rosaline dalam "Peluncuran Dokumen Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim (RAN GPI)", di Jakarta, Kamis.
Kemudian penyebab lainnya adalah akses sumber daya yang terbatas, mobilitas terbatas, perempuan di daerah miskin, dan konsekwensi sosial kebijakan.
"Perempuan yang tinggal di daerah miskin akan lebih rentan karena kurangnya akses terhadap infrastruktur yang kuat, layanan kesehatan yang memadai, dan sumber daya untuk menghadapi perubahan iklim," kata Lenny N. Rosaline.