Seorang pengendara mobil dengan kemampuan regulasi emosi yang terasah akan berpikir peristiwa ini wajar mengingat kondisi jalanan di kota itu khususnya pada jam-jam sibuk. Namun, apabila dia merasa marah sebenarnya juga wajar terutama bila sebelum peristiwa dia memiliki masalah di kantor dengan pimpinan.
"Marah wajar. Tapi kalau sampai mengacungkan senjata tajam, gebukin orang, sebenarnya tidak menyelesaikan masalah itu kan, tepat enggak sih?," katanya.
"Kemampuan kita untuk bisa akhirnya ketika lagi marah, 'Oke aku tahu lagi marah' tetapi logika masih tetap bisa jalan. Itulah dengan latihan regulasi emosi," jelas Ika.
Dia mengatakan seseorang bisa melatih regulasi emosi dimulai dari mengenali emosi yang dirasakan lalu menemukan cara mengelola atau mengatasinya.
"(Terkadang orang bilang) Sudah jadi orang positif saja. Itu tidak bagus loh karena kita tidak mengizinkan emosi (negatif) itu ada. Kita langsung berusaha bagus-bagus saja. Tetapi mengakui kita ada emosi kemudian cari cara mengatasi emosi itu," tegas dia.
Menurut Ika, saat seseorang merasa marah atau kesal terhadap orang lain, misalnya, rekan kerja, dia bisa menenangkan diri terlebih dulu, dengan menarik napas sampai 10 hitungan lalu menghembuskan secara perlahan.
Cara lainnya, bila memungkinkan, bergerak dari tempat semula. Saat di tengah rapat, contohnya, seseorang bisa izin ke toilet sebentar.
"Atau kalau suntuk banget, teman-teman kantor resek turun saja ke bawah, ada jajanan di bawah. Jajan saja dulu. Gerak saja. Tetapi masing-masing kenali cara (mengelola emosi) yang tepat apa," kata Ika.
Dia menyarankan orang tua mengajari anak-anak melatih regulasi emosi ini sedini mungkin agar resiliensi atau daya lenting mereka berkembang.
Di sisi lain, resiliensi dapat membantu seseorang mencari jalan keluar dari masalah hidupnya sehingga tak memutuskan berbuat aksi nekat seperti mengakhiri nyawa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Psikolog ingatkan masyarakat pentingnya melatih regulasi emosi
Berita Terkait
Emosi Verstappenseperti "roller coaster" setelah menang di Sao Paulo
Senin, 4 November 2024 13:49 Wib
AI untuk memahami emosi lewat 'sentiment analysis'
Selasa, 22 Oktober 2024 13:06 Wib
Komunitas Ayah ASI: Anak dengan ayah suportif punya emosi lebih stabil
Kamis, 17 Oktober 2024 16:40 Wib
Frederika Cull: Emosi penonton penanda keberhasilan peran
Jumat, 2 Agustus 2024 9:19 Wib
Pelatih soroti pentingnya manajemen emosi bagi Rinov/Pitha
Kamis, 6 Juni 2024 15:21 Wib
Mahfud MD dinilai pakar pandai kendalikan ekspresi emosi
Sabtu, 23 Desember 2023 10:28 Wib
Psikolog: Game kekerasan bisa pengaruhi mental remaja
Kamis, 3 Agustus 2023 16:27 Wib
Tips agar emosi terjaga selama berpuasa
Senin, 27 Maret 2023 11:48 Wib