Awal mula, hanya ada empat penjual jamu termasuk dirinya dan sang istri Sukarni (64). Mereka merupakan perantauan asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, yang mengadu nasib ke Kalimantan dan akhirnya menetap di Kota Banjarbaru.
Tarmuji awalnya penjual bakso keliling, dan sang istrilah yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong.
Kemudian cerita sukses Tarmuji dan istri terdengar warga di kampung halaman yang kemudian ikut merantau sehingga pada tahun 1990 penjual jamu di Kampung Pejabat mencapai 80 orang, kala itu.
Penamaan Kampung Pejabat sendiri mulai digunakan pada 2017 setelah keberadaan penjual jamu di kawasan ini makin dikenal luas hingga akhirnya dijadikan kawasan kampung wisata oleh Pemerintah Kota Banjarbaru.