Sebab kuliner ini punya nilai sejarah besar. Jauh sebelum Indonesia merdeka, medio 1940-an, kuliner memek mulai dikenalkan masyarakat Simeulue melalui mulut ke mulut.
Sebutan memek sebenarnya memiliki arti mengunyah atau menggigit.
Zaman dulu, nama tersebut diangkat dari kebiasaan nenek moyang masyarakat Simeulue yang sering mengunyah beras ketan dicampur pisang.
Sehingga muncul istilah mamemek. Penyebutan huruf ‘e’ dalam kata memek mirip seperti mengucapkan ‘e’ pada kata angka enam.
Mulanya, santapan sederhana berbahan dasar beras ketan putih dan pisang kepok ini hanya bisa ditemui pada perayaan adat warga Simeulue, atau hanya disajikan sebagai menu penghormatan saat tamu bertandang ke rumah.
Selain itu, kuliner memek juga kerap jadi cemilan nelayan untuk mengganjal perut kala mengais rezeki di laut. Lambat laun, makanan ini mulai dikenal khalayak ramai dari luar pulau Simeulue.
Hingga memek ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada 2019 lalu. Sebuah prestasi yang patut dibanggakan tak hanya oleh masyarakat Simeulue, melainkan Aceh pada umumnya.
Kuliner memek berbahan dasar beras ketan putih, pisang kepok, dan santan kelapa.
Cara membuatnya, beras ketan putih terlebih dahulu digongseng hingga berbentuk kuning kecoklatan. Lalu pisang kepok ditambah taburan gula secukupnya, dihaluskan dalam wadah. Kemudian, kelapa yang telah diperas jadi santan, diguyur ke adonan pisang tersebut.
Bahan-bahan ini lalu dicampur dan ditumbuk menggunakan batang pisang atau benda keras lainnya sampai benar-benar halus.
Bendahara Dekranasda Simeulue, Agnes, mengatakan sajian memek bertekstur kasar dan lembut. Manis dan gurih jadi rasa paling dominan dalam kuliner khas daerah kepulauan di Aceh itu.
Menurutnya, selain daya pikat wisata bahari, wisatawan yang berkunjung ke Simeulue kini mulai tertarik dengan kuliner di sana. Salah satunya memek.
“Kuliner ini jadi incaran wisatawan. Mungkin karena namanya unik, jadi mereka penasaran,” demikian Agnes menjelaskan.
Berita Terkait
Masata Sumsel fasilitasi pengembangan desa wisata
Minggu, 15 Desember 2024 18:05 Wib
Warga manfaatkan potensi Sungai Selagan untuk arum jeram
Minggu, 8 Desember 2024 13:19 Wib
Ridho dan Regina terpilih "Kuyung Kupek Muba" tahun 2024
Sabtu, 7 Desember 2024 8:50 Wib
Fadli Zon optimistis budaya Indonesia bisa mendunia
Jumat, 6 Desember 2024 14:51 Wib
Wakil Menteri Kebudayaan dukung penyelenggaraan lomba cipta lagu
Senin, 2 Desember 2024 17:01 Wib
Budaya Indonesia di Festival Silang Budaya di Penang
Senin, 2 Desember 2024 7:34 Wib