Kemenkumham Sumsel lakukan skrining TBC pada warga binaan

id Kemenkumham Sumsel, skrining, skrining TBC, tbc, warga binaan

Kemenkumham Sumsel lakukan skrining TBC pada warga binaan

Kemenkumham Sumsel lakukan skrining TBC pada warga binaan  (ANTARA/HO/23)

Palembang (ANTARA) - Kanwil Kemenkumham Sumatera Selatan menggelar skrining Aktive Case Finding (ACF) Tuberkulosis (TBC) terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) yang ada di provinsi setempat.

Skrining TBC tersebut menggunakan metode internvensi chest X Ray  (rontgen dada), yang dilakukan oleh Tim Kesehatan Gabungan dari Rumah Sakit Umum Daerah setempat dan juga tenaga kesehatan lapas.

“Skrining TBC yang dilakukan Tim Kesehatan Gabungan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap warga binaan pemasyarakatan,” ungkap Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya di Palembang, Rabu  (6/9).

Kegiatan skrining ACF Tubercolosis merupakan program dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan berlangsung di seluruh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan di Indonesia.

“Pelaksaan skrining ini juga adalah sebagai bentuk deteksi dini dalam upaya pencegahan penyebaran TBC di dalam lapas dan rutan," ujarnya.

Menurut Ilham, penyakit TBC adalah ancaman kesehatan yang rentan terjadi di lingkungan lapas dan rutan yang dikarenakan kelebihan penghuni (overcroweded) yang mengharuskan mereka hidup bersama dalam waktu yang lama.

Mengingat tingginya risiko penyebaran maka perlu dilakukan upaya pencegahan yakni dengan melakukan skrining TBC, ujarnya

Kegiatan ini juga kata Ilham dilaksanakan sebagai salah satu akselerasi program penanggulangan Tuberkulosis (TBC) untuk meningkatkan penemuan kasus TBC undetected melalui upaya aktif mencari orang yang berisiko, bergejala dan melakukan deteksi.

Lebih lanjut, Ilham menjelaskan setiap warga binaan nantinya akan melakukan tiga tahapan pemeriksaan, yakni skrining gejala, skrining CXR, dan pemeriksaan TCM.

“Skrining TBC dengan intervensi rontgen dada yang bertujuan untuk mengoptimalkan angka penemuan kasus TBC secara aktif dan masif pada kelompok komunal yang berisiko tinggi atau rentan terhadap penularan dan penyebaran di dalam komunitas khususnya Lapas dan Rutan,” katanya.

Berdasarkan data dari WHO pada Global TB Report tahun 2022, Indonesia merupakan peringkat kedua, negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia setelah India, dengan perkiraan jumlah kasus baru TBC mencapai 969.000 (354/100.000 penduduk).

Ilham Djaya menyampaikan apabila ada warga binaan dengan hasil ronsen (rongent) yang mengindikasikan adanya infeksi TBC, maka akan dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut. 

"Langkah cepat dan tanggap akan kami lakukan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran penyakit TBC ini,” ujarnya. 

Ia melanjutkan apabila WBP ada yang terindikasi maka akan segera ditangani oleh petugas kesehatan lapas dengan penanganan yang tepat. 

"Saya berharap warga binaan pemasyarakatan di provinsi ini terhindar dari  penularan penyakit TBC," ujar Kakanwil Kemenkumham Sumsel itu.