Ia menilai, penampilan Apri/Fadia di final bukanlah sebuah anti-klimaks, melainkan mereka tidak bisa keluar dari tekanan ganda putri nomor satu dunia.
“Keduanya tak bisa lepas dari tekanan lawan. Tidak bisa mengembangkan pola permainan terbaik. Tampak dari pukulan pengembalian bola, beberapa kali banyak membuat kesalahan sendiri,” ujar pelatih.
Lebih lanjut, Eng Hian mengatakan Chen/Jia memang harus diakui begitu sarat pengalaman, memiliki prestasi dan penampilan yang konsisten sehingga membuatnya menjadi yang terbaik di sektor ganda putri dunia.
“Harapan saya sebelum bertanding, Apri/Fadia bisa meredam kekuatan lawan. Tetapi tampil di final kejuaraan besar seperti Kejuaraan Dunia itu berbeda dan sangat berpengaruh terhadap penampilan Apri/Fadia,” ucap dia.
“Pertandingan final Kejuaraan Dunia kali ini harus menjadi pembelajaran mereka ke depan. Bagaimana mereka berdua harus bisa me-manage ekspektasi dan tetap harus meningkatkan dan membenahi kekurangan yang terjadi di pertandingan partai final,” imbuhnya.
Pelatih: Apri/Fadia petik pelajaran dari final Kejuaraan Dunia
Arsip - Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Siti Fadia Silva Ramadhanti (kiri) dan Apriyani Rahayu (kanan) mengembalikan kok ke arah lawannya ganda putri Kanada Catherine Choi dan Josephine Wu dalam babak 16 besar turnamen Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (15/6/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
