Penggunaan cairan khusus diperbolehkan namun sebaiknya tak setiap saat. Sementara itu, penggunaan scrub atau skrub pada organ kewanitaan tidak disarankan karena bisa berpotensi menyebabkan lecet.
"Krim pemutih atau skrub tidak disarankan. Kita enggak tahu seberapa kuat (saat aplikasikan skrub), yang ada malah lecet, perih," kata Astrid.
Lebih lanjut mengenai upaya menjaga kesehatan organ intim, dia menyarankan kaum wanita mengenakan pakaian dalam yang menyerap keringat salah satunya demi mencegah lecet pada kulit saat melakukan aktivitas.
Astrid lalu mengatakan, pembicaraan mengenai area kewanitaan bagi sebagian masyarakat masih menjadi hal yang tabu. Hal ini dapat mengarah pada kurangnya edukasi dan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan area kewanitaan terutama bagi remaja putri.
“Contoh sederhana seperti gatal atau iritasi akibat pemakaian pembalut, bila tidak dipelajari penyebabnya dan cara mengatasinya bisa memberikan dampak buruk bagi area kewanitaan, dan ini merugikan remaja," jelas dia.
Dia menyarankan bagi remaja yang baru pertama kali mengalami datang bulan dan memiliki aktivitas tinggi dalam keseharian mereka untuk mempelajari kandungan, cara pemakaian dan manfaat pada produk pembalut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berita Terkait
Serba-serbi menstruasi, higienitas hingga pilih pembalut
Sabtu, 18 September 2021 16:53 Wib
Mahasiswa UB buat pembalut dari limbah agar agar cegah kanker serviks
Jumat, 10 September 2021 18:00 Wib
BNN: Minum rebusan pembalut bisa berujung kematian
Sabtu, 10 November 2018 2:39 Wib
Psikolog melihat kemudahan dapat bahan dorong remaja mabuk pembalut
Sabtu, 10 November 2018 1:58 Wib
Polisi antisipasi rebusan pembalut wanita alternatif metamfetamin
Jumat, 9 November 2018 15:43 Wib
Celana "antipembalut" atasi kesulitan wanita
Kamis, 3 Agustus 2017 14:23 Wib
Celana anti "pembalut" ciptaan mahasiswa IPB
Kamis, 27 Juli 2017 13:04 Wib
Perempuan diingatkan teliti memilih pembalut
Rabu, 27 November 2013 10:13 Wib