Perempuan diingatkan teliti memilih pembalut

id pembalut, teliti, hati-hati, memilih, menggunakan, who

Perempuan diingatkan teliti memilih pembalut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Foto Antarasumsel.com)

...Informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ditengarai banyak beredar pembalut wanita berkualitas rendah yang terbuat dari bahan baku limbah...

Bandarlampung (ANTARA Sumsel) - Kaum perempuan diingatkan untuk lebih teliti memilih dan menggunakan pembalut, agar tidak mengalami dampak negatif penggunaannya dalam jangka panjang yang dapat menimbulkan infeksi sebagai pemicu terkena kanker serviks (rahim).

Pemilik PT PIMA Group Company, Raden Madlias, di Bandarlampung, Rabu, dengan mengutip informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ditengarai banyak beredar pembalut wanita berkualitas rendah yang terbuat dari bahan baku limbah yang membahayakan kaum wanita.

"Pembalut yang dibuat dari bahan bekas itu, menjadi berpotensi menyimpan kuman penyebab penyakit yang berbahaya bagi perempuan yang menggunakan pembalut tersebut, apalagi dalam jangka panjang," ujar dia.

Dia mengtatakan penggunaan pembalut seperti itu bagi perempuan dalam jangka panjang dapat menjadi penyebab terjadi infeksi pada rahim dan pada akhirnya memicu terkena kanker serviks yang merupakan salah satu kanker paling mematikan di dunia dan di Indonesia.

Madlias menyebutkan, beberapa penyebab terjadi kanker leher rahim itu, antara lain pernikahan dini yang berakibat organ perempuan yang harus menikah dini belum siap sehingga berdampak buruk.

Penyebab kanker rahim itu lainnya adalah bergonta-ganti pasangan dan kurang menjaga kebersihan badan serta lingkungan, khususnya organ intim perempuan, ujar dia pula.

"Kesalahan dalam memilih dan memakai pembalut yang kurang higienis dan berkualitas rendah juga dapat memicu terjadi kanker serviks," ujar pemilik usaha di bidang kesehatan perempuan, aneka kue dan penganan serta lembaga pendidikan/kursus bahasa Inggris itu.

Padahal wanita yang terkena kankers serviks relatif sulit terdeteksi sejak dini, dan biasanya baru diketahui setelah masuk stadium II yang kemungkinan untuk dapat disembuhkan relatif kecil, ujarnya lagi.

Karena itu, saat ini Madlias dengan dukungan PT Tribuana Manunggal Sejahtera selaku distributor dari produk HIBIS (pembalut wanita yang terbuat dari bahan herbal) bertekad untuk membantu menyosialisasikan ancaman dan pencegahan kanker serviks kepada kaum wanita di Sumatera dan daerah lainnya di Indonesia.

"Saya tergerak untuk ikut berbagi dan membantu mengingatkan kaum wanita di berbagai daerah agar dapat bersama-sama mencegah dan mengurangi jumlah mereka yang terkena kanker serviks," kata dia.

Menurut dia, tekad tersebut diharapkan dapat terus berjalan beriringan melaksanakan kegiatan sosial melalui kepedulian sosial perusahaan (CSR) dengan bisnis yang harus dijalankannya.

Pola subsidi silang dilakukan Madlias, sehingga berbisnis dan melakukan kegiatan sosial mencegah kanker serviks dapat berjalan beriringan dan terus dapat dilakukannya.

Dia sendiri mengaku telah meninggalkan pilihan bekerja secara mapan sebagai manager di berbagai perusahaan sebelumnya, meskipun bergaji tinggi dan memiliki jabatan penting namun dirasakan belum memuaskan hatinya.

"Saya bertekad menjadi wirausahawan dan memiliki usaha sendiri, sehingga memutuskan berhenti bekerja di perusahaan sebelumnya dan mendirikan perusahaan PT PIMA ini, apalagi dia bisa leluasa melakukan pula kegiatan sosial selain menekuni bisnis yang akan terus dikembangkan itu pula," ujar dia.

Madlias termasuk satu dari belasan nominator peraih Surya Exclusive Award 2013 daerah Lampung yang digelar salah satu produsen rokok itu, bersaing dengan nominator lain dari kalangan usahawan, profesional, praktisi, seniman/budayawan dan tokoh yang dinilai memiliki prestasi eksklusif serta membanggakan di daerah Lampung maupun dalam lingkup yang lebih luas.

Pewarta :
Editor: Yudi Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.