"Kalau pembalut dipakai lama, tidak diganti, itu area sekitar jadi lembap, mudah iritasi," dia dalam diskusi di Jakarta, Kamis.
Para wanita disarankan tetap mengganti pembalut saat haid setiap empat jam sekali terlepas dari banyak atau tidaknya darah yang keluar.
Ini, sambung Astrid, menjadi salah satu cara menjaga kesehatan di organ intim kewanitaan. Selain mengganti pembalut rutin, termasuk di luar haid, seorang wanita juga perlu membersihkan organ intimnya menggunakan air bersih menggunakan cara yang tepat yakni dari depan ke belakang. Penggunaan cairan khusus diperbolehkan namun sebaiknya tak setiap saat. Sementara itu, penggunaan scrub atau skrub pada organ kewanitaan tidak disarankan karena bisa berpotensi menyebabkan lecet.
"Krim pemutih atau skrub tidak disarankan. Kita enggak tahu seberapa kuat (saat aplikasikan skrub), yang ada malah lecet, perih," kata Astrid.
Lebih lanjut mengenai upaya menjaga kesehatan organ intim, dia menyarankan kaum wanita mengenakan pakaian dalam yang menyerap keringat salah satunya demi mencegah lecet pada kulit saat melakukan aktivitas.
Astrid lalu mengatakan, pembicaraan mengenai area kewanitaan bagi sebagian masyarakat masih menjadi hal yang tabu. Hal ini dapat mengarah pada kurangnya edukasi dan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan area kewanitaan terutama bagi remaja putri.
“Contoh sederhana seperti gatal atau iritasi akibat pemakaian pembalut, bila tidak dipelajari penyebabnya dan cara mengatasinya bisa memberikan dampak buruk bagi area kewanitaan, dan ini merugikan remaja," jelas dia.
Dia menyarankan bagi remaja yang baru pertama kali mengalami datang bulan dan memiliki aktivitas tinggi dalam keseharian mereka untuk mempelajari kandungan, cara pemakaian dan manfaat pada produk pembalut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Para wanita disarankan tetap mengganti pembalut saat haid setiap empat jam sekali terlepas dari banyak atau tidaknya darah yang keluar.
Ini, sambung Astrid, menjadi salah satu cara menjaga kesehatan di organ intim kewanitaan. Selain mengganti pembalut rutin, termasuk di luar haid, seorang wanita juga perlu membersihkan organ intimnya menggunakan air bersih menggunakan cara yang tepat yakni dari depan ke belakang. Penggunaan cairan khusus diperbolehkan namun sebaiknya tak setiap saat. Sementara itu, penggunaan scrub atau skrub pada organ kewanitaan tidak disarankan karena bisa berpotensi menyebabkan lecet.
"Krim pemutih atau skrub tidak disarankan. Kita enggak tahu seberapa kuat (saat aplikasikan skrub), yang ada malah lecet, perih," kata Astrid.
Lebih lanjut mengenai upaya menjaga kesehatan organ intim, dia menyarankan kaum wanita mengenakan pakaian dalam yang menyerap keringat salah satunya demi mencegah lecet pada kulit saat melakukan aktivitas.
Astrid lalu mengatakan, pembicaraan mengenai area kewanitaan bagi sebagian masyarakat masih menjadi hal yang tabu. Hal ini dapat mengarah pada kurangnya edukasi dan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan area kewanitaan terutama bagi remaja putri.
“Contoh sederhana seperti gatal atau iritasi akibat pemakaian pembalut, bila tidak dipelajari penyebabnya dan cara mengatasinya bisa memberikan dampak buruk bagi area kewanitaan, dan ini merugikan remaja," jelas dia.
Dia menyarankan bagi remaja yang baru pertama kali mengalami datang bulan dan memiliki aktivitas tinggi dalam keseharian mereka untuk mempelajari kandungan, cara pemakaian dan manfaat pada produk pembalut sesuai dengan kebutuhan mereka.