Mengintip keindahan karya seni di Serayu Pot & Terracotta-Ubud
Denpasar (ANTARA) - Berbagai destinasi wisata di Pulau Dewata memang tidak ada habisnya untuk dijelajah. Dari ujung barat sampai ke timur, juga utara hingga ke selatan, setiap jengkal Pulau Bali selalu menyajikan keberagaman adat dan istiadat, seni, serta budayanya. Kawasan Ubud menjadi salah satu tujuan wisata yang memukau, baik dari segi keindahan alam, kearifan lokal, maupun seni dan budaya.
Bila pelancong mengarahkan tujuan ke Jalan Gunung Sari di Paliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, terdapat warung kecil yang banyak menarik perhatian orang. Di lokasi tersebut terdapat susunan pot-pot bunga dan tembikar berwarna-warni dengan lukisan cantik dan berjejer rapi di pinggir jalan yang memberikan kesan estetik.
Tempatnya tidak begitu luas namun terkesan unik dan minimalis. Serayu Pot & Terracota, itulah nama warungnya. Ia menjadi salah satu destinasi wisata kekinian di kawasan Ubud yang sedang naik daun di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara.
Kebanyakan pengunjung yang datang ke warung itu akan menikmati keindahan pot bunga beraneka warna dengan sesekali berfoto di sejumlah titik yang mampu memberikan hasil gambar yang menarik.
Wisatawan yang datang hanya perlu memberikan donasi pada kendi yang telah disediakan sebagai bentuk apresiasi kepada sang seniman.
Memasuki warung seni itu, pengunjung akan disambut ramah oleh seorang pria paruh baya yang merupakan seniman sekaligus pendiri dari Serayu. I Wayan Cameng namanya, pelukis asli dari Ubud.
I Wayan Cameng mengatakan nama Serayu diambil dari nama sungai besar yang ada di India, yang bermakna mengalir seperti air dari hulu ke hilir.
“Menjalani hidup menjadi seorang seniman ini ibaratnya mengalir mengikuti arus, terus berkarya, dan menjalani apa yang kita suka. Seperti saya yang akan terus melukis apapun yang saya inginkan” ujar I Wayan Cameng kepada ANTARA.
Titik awal
Made Indah Jayanti, pemilik warung seni yang merupakan anak dari I Wayan Cameng, menuturkan, wisata susunan pot dan tembikar ini awalnya merupakan warung kecil bernama Serayu yang didirikan oleh sang ayah.
“Serayu ini dimulai dari kebiasaan Bapak yang suka melukis. Beliau terbiasa melukis di kanvas dan menjualnya kepada wisatawan maupun masyarakat lokal,” kata Made Indah.
Kisah Serayu Pot & Terracotta ini dimulai pada tahun 2005 lalu pasca-Bom Bali. Penjualan dari lukisan kanvas yang dibuat oleh Wayan Cameng mengalami penurunan karena kondisi wisata pada saat itu tidak lancar.
Kemudian dengan tekad yang kuat, Wayan Cameng memulai usahanya ini dengan membeli pot dan tembikar yang ada di pasar lalu dilukis dan dipajang di depan rumahnya dengan harapan laku dijual untuk keperluan Yajna karena di Ubud belum ada yang menjual produk sejenis pada saat itu.
Bila pelancong mengarahkan tujuan ke Jalan Gunung Sari di Paliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, terdapat warung kecil yang banyak menarik perhatian orang. Di lokasi tersebut terdapat susunan pot-pot bunga dan tembikar berwarna-warni dengan lukisan cantik dan berjejer rapi di pinggir jalan yang memberikan kesan estetik.
Tempatnya tidak begitu luas namun terkesan unik dan minimalis. Serayu Pot & Terracota, itulah nama warungnya. Ia menjadi salah satu destinasi wisata kekinian di kawasan Ubud yang sedang naik daun di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara.
Kebanyakan pengunjung yang datang ke warung itu akan menikmati keindahan pot bunga beraneka warna dengan sesekali berfoto di sejumlah titik yang mampu memberikan hasil gambar yang menarik.
Wisatawan yang datang hanya perlu memberikan donasi pada kendi yang telah disediakan sebagai bentuk apresiasi kepada sang seniman.
Memasuki warung seni itu, pengunjung akan disambut ramah oleh seorang pria paruh baya yang merupakan seniman sekaligus pendiri dari Serayu. I Wayan Cameng namanya, pelukis asli dari Ubud.
I Wayan Cameng mengatakan nama Serayu diambil dari nama sungai besar yang ada di India, yang bermakna mengalir seperti air dari hulu ke hilir.
“Menjalani hidup menjadi seorang seniman ini ibaratnya mengalir mengikuti arus, terus berkarya, dan menjalani apa yang kita suka. Seperti saya yang akan terus melukis apapun yang saya inginkan” ujar I Wayan Cameng kepada ANTARA.
Titik awal
Made Indah Jayanti, pemilik warung seni yang merupakan anak dari I Wayan Cameng, menuturkan, wisata susunan pot dan tembikar ini awalnya merupakan warung kecil bernama Serayu yang didirikan oleh sang ayah.
“Serayu ini dimulai dari kebiasaan Bapak yang suka melukis. Beliau terbiasa melukis di kanvas dan menjualnya kepada wisatawan maupun masyarakat lokal,” kata Made Indah.
Kisah Serayu Pot & Terracotta ini dimulai pada tahun 2005 lalu pasca-Bom Bali. Penjualan dari lukisan kanvas yang dibuat oleh Wayan Cameng mengalami penurunan karena kondisi wisata pada saat itu tidak lancar.
Kemudian dengan tekad yang kuat, Wayan Cameng memulai usahanya ini dengan membeli pot dan tembikar yang ada di pasar lalu dilukis dan dipajang di depan rumahnya dengan harapan laku dijual untuk keperluan Yajna karena di Ubud belum ada yang menjual produk sejenis pada saat itu.