SFP: Kakap dan kerapu menghadapi alat tangkap tak ramah lingkungan

id Kakap, kerapu, perikanan,SFP Indonesia,alat tangkap,ramah lingkungan,KKP,berita sumsel, berita palembang

SFP: Kakap dan kerapu menghadapi alat tangkap tak ramah lingkungan

Direktur Program SFP Indonesia, Dessy Anggraeni saat memberi pemaparan kepada pemangku kepentingan perikanan kakap dan kerapu di Denpasar, Provinsi Bali, Selasa (30/5/2023). (FOTO ANTARA/HO-SFP Indonesia)

Bogor (ANTARA) - Organisasi nirlaba Sustainable Fisheries Partnership (SFP) menyatakan bahwa perikanan kakap dan kerapu di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, antara lain kondisi stok ikan yang semakin menurun akibat masih banyak digunakannya alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

"Sebagian besar produk perikanan tangkap di Indonesia, dikonsumsi oleh pasar domestik. Hampir 90 persen hasil tangkapan kakap kerapu dikonsumsi lokal. Sehingga sangat penting sekali bagi rantai pasok di Indonesia untuk terlibat dalam usaha menuju perikanan yang berkelanjutan," kata Direktur Program SFP Indonesia, Dessy Anggraeni dalam taklimat media di Bogor, Rabu.

Permasalahan lainnya, kata dia, yakni tingkat penangkapan yang berlebihan dan kecenderungan pasar untuk menyukai ikan berukuran kecil (plate sized/ukuran piring).

Dalam kaitan itu, kata dia, SFP telah menyusun kriteria produk perikanan kakap kerapu yang berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk didiskusikan dengan pelaku pasar domestik, antara lain ritel, restoran dan hotel.

Kriteria ini mencakup kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, ketertelusuran, tanggung jawab sosial dan dukungan terhadap pengelolaan kolaboratif (co-management).

Dalam kaitan itu, pada Selasa (30/5) 2023, SFP menjelaskan pentingnya sumber pasokan perikanan yang berkelanjutan sekaligus memperkenalkan kriteria keberlanjutan untuk perikanan
kakap kerapu di Provinsi Bali.