Meskipun terdapat beberapa daerah yang dinyatakan bebas malaria seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali, bukan berarti daerah tersebut benar-benar terbebas dari malaria.
"Terdapat kasus yang biasanya kita sebut sebagai kasus impor, dimana penyakit malaria dibawa oleh orang yang pergi dari daerah endemis ke daerah yang dinyatakan bebas malaria," kata dia.
Gejala umum dari penyakit malaria adalah menggigil, demam tinggi, dan berkeringat yang biasanya akan muncul diiringi gejala pendukung seperti pusing, mual, dan muntah dalam kurun waktu satu minggu hingga satu bulan setelah tertular parasit Plasmodium.
Dia menegaskan faktor terpenting dari penularan virus Malaria adalah adanya parasit Plasmodium dan gigitan nyamuk Anopheles. Jika tidak ada salah satunya, maka penularan penyakit malaria tidak akan terjadi, oleh sebab itu pencegahan terhadap gigitan nyamuk penting untuk dilakukan untuk meminimalisir penularan penyakit malaria.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India di Asia dalam kasus penyakit malaria dengan jumlah 304.607 kasus per 2021.
Kemenkes menargetkan Indonesia bebas malaria pada 2030 dengan 347 dari 514 atau 68 persen kabupaten/kota di Indonesia sudah dinyatakan mencapai status eliminasi malaria per 2021 dan akan terus bertambah.