Basarnas RI sebut pencarian korban longsor di Natuna segera dihentikan
Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) RI Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menyampaikan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau segera dihentikan.
Pernyataan tersebut disampaikan Henri Alfiandi kepada wartawan disela melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor SAR Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Selasa.
"Sekarang sedang berlangsung operasi pencarian pekan kedua di sana (Natuna). Mungkin tahap akhir, setelah ini, kami usulkan kepada pemerintah (operasi pencarian) untuk dihentikan," kata dia.
Menurut dia, penghentian operasi pencarian korban dilakukan atas pertimbangan kondisi di lapangan tidak memungkinkan lagi setelah dua kali diperpanjang, yakni 7-9 Maret dan 9-14 Maret.
"Disana bukan tanah longsor tapi mirip banjir lumpur, sehingga rumah-rumah warga tertimbun batu, sehingga susah mencari sisa korbannya," kata dia.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau terjadi pada 6 Maret 2023.
Sebanyak 54 orang warga setempat dilaporkan hilang setelah terjadi tanah longsor yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi hampir mencapai 1.000 mm.
Dari jumlah tersebut ada sebanyak 46 orang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, hingga Minggu (12/3), sementara delapan orang di antaranya belum ditemukan sampai saat ini.
Upaya pencarian pertolongan, dan evakuasi warga yang terdampak tanah longsor di bagian wilayah masih berlanjut dengan dukungan tambahan tujuh alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta tambahan personel dari TNI dan Polri.
Menurut data Posko Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna di PLBN Serasan masih ada 2.835 warga terdampak tanah longsor yang mengungsi, hingga Senin (13/3).
Mereka menempati tempat mengungsi di PLBN Serasan 340 orang, pengungsian Pelimpak 463 orang, pengungsian Kampung Hilir 63 orang, pengungsian Batu Berian 45 orang, pengungsian Desa Payak 552 orang.
Kemudian, pengungsian Tanjung Setelung 256 orang, pengungsian SMA Negeri 1 Serasan 238 orang, pengungsian Air Nusa 389 orang, pengungsian Jermalik 50 orang, pengungsian Arung Ayam 196 orang, pengungsian Air Ringau 243 orang.
Sesuai rekomendasi BNPB berdasarkan informasi prakiraan cuaca dan hasil analisis tim lapangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mereka untuk sementara meninggalkan rumah guna menghindari kemungkinan terjadi tanah longsor susulan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pencarian korban longsor di Natuna segera dihentikan
Pernyataan tersebut disampaikan Henri Alfiandi kepada wartawan disela melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor SAR Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Selasa.
"Sekarang sedang berlangsung operasi pencarian pekan kedua di sana (Natuna). Mungkin tahap akhir, setelah ini, kami usulkan kepada pemerintah (operasi pencarian) untuk dihentikan," kata dia.
Menurut dia, penghentian operasi pencarian korban dilakukan atas pertimbangan kondisi di lapangan tidak memungkinkan lagi setelah dua kali diperpanjang, yakni 7-9 Maret dan 9-14 Maret.
"Disana bukan tanah longsor tapi mirip banjir lumpur, sehingga rumah-rumah warga tertimbun batu, sehingga susah mencari sisa korbannya," kata dia.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau terjadi pada 6 Maret 2023.
Sebanyak 54 orang warga setempat dilaporkan hilang setelah terjadi tanah longsor yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi hampir mencapai 1.000 mm.
Dari jumlah tersebut ada sebanyak 46 orang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, hingga Minggu (12/3), sementara delapan orang di antaranya belum ditemukan sampai saat ini.
Upaya pencarian pertolongan, dan evakuasi warga yang terdampak tanah longsor di bagian wilayah masih berlanjut dengan dukungan tambahan tujuh alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta tambahan personel dari TNI dan Polri.
Menurut data Posko Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna di PLBN Serasan masih ada 2.835 warga terdampak tanah longsor yang mengungsi, hingga Senin (13/3).
Mereka menempati tempat mengungsi di PLBN Serasan 340 orang, pengungsian Pelimpak 463 orang, pengungsian Kampung Hilir 63 orang, pengungsian Batu Berian 45 orang, pengungsian Desa Payak 552 orang.
Kemudian, pengungsian Tanjung Setelung 256 orang, pengungsian SMA Negeri 1 Serasan 238 orang, pengungsian Air Nusa 389 orang, pengungsian Jermalik 50 orang, pengungsian Arung Ayam 196 orang, pengungsian Air Ringau 243 orang.
Sesuai rekomendasi BNPB berdasarkan informasi prakiraan cuaca dan hasil analisis tim lapangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mereka untuk sementara meninggalkan rumah guna menghindari kemungkinan terjadi tanah longsor susulan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pencarian korban longsor di Natuna segera dihentikan