Kota Palembang fasilitasi Ziarah Kubro jelang ramadhan
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, memfasilitasi pelaksanaan Ziarah Kubro pada 10-12 Maret 2023.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa di Palembang, Jumat, mengatakan, untuk menyukseskan ziarah kubro tersebut pihaknya menfasilitasi mulai dari segi keamanan, kebersihan, kesehatan, dan sebagainya.
Selain itu juga menyiapkan mobil ambulan, mobil tangki air, kipas angin blower dan lampu lighting agar acara berjalan dengan baik.
"Tentunya kami harus memastikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) membantu mensukseskan kegiatan tersebut karena merupakan acara penting dan harus berjalan dengan matang" katanya.
Pada Ziarah Kubro, katanya, diperkirakan jumlah yang hadir sebanyak 10.000 orang jamaah baik nusantara maupun mancanegara, sehingga hal ini juga berdampak juga pada perekonomian Kota Palembang.
"Acara ziara kubro ini diperkirakan jamaah yang hadir sebanyak 10.000 orang baik dari nusantara maupun manca negara, dan juga berdampak baik untuk meningkatkan perekenomian Kota Palembang dari sektor pariwisata serta pendapatan asli daerah (PAD)," ucap Dewa
Ketua Pelaksana pergelaran Ziarah Kubro Habib Mahdi Muhammad Syahab berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk mengingat jasa para Ulama dan Auliya terdahulu dan agar mendapatkan keberkahan.
"Ziarah Kubro ini tentu menjadi momentum mengikat jasa para ulama terdahulu dan berharap mendapatkan keberkahan dari acara ini" kata dia.
Ziarah Kubro sendiri diartikan sebagai "ziarah kubur" dalam bahasa Indonesia. Namun bagi masyarakat Kota Palembang, ziarah kubro merupakan kegiatan berziarah massal ke makam-makam para ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam, atau kerap juga disebut ‘waliyullah’.
Kegiatan ini dikhususkan bagi kaum laki-laki. Peziarah biasanya mengenakan pakaian serba putih dari baju hingga celana, kemudian berbondong-bondong memadati beberapa jalanan di Kota Palembang, persis seperti sebuah pawai. Beberapa ulama dan bangsawan dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, bahkan Yaman akan ikut serta berziarah. Para ulama dan bangsawan tersebut akan berjalan kaki menuju sejumlah titik ziarah di Palembang dalam sebuah barisan panjang sambil menjunjung panji-panji bertuliskan huruf Arab.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa di Palembang, Jumat, mengatakan, untuk menyukseskan ziarah kubro tersebut pihaknya menfasilitasi mulai dari segi keamanan, kebersihan, kesehatan, dan sebagainya.
Selain itu juga menyiapkan mobil ambulan, mobil tangki air, kipas angin blower dan lampu lighting agar acara berjalan dengan baik.
"Tentunya kami harus memastikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) membantu mensukseskan kegiatan tersebut karena merupakan acara penting dan harus berjalan dengan matang" katanya.
Pada Ziarah Kubro, katanya, diperkirakan jumlah yang hadir sebanyak 10.000 orang jamaah baik nusantara maupun mancanegara, sehingga hal ini juga berdampak juga pada perekonomian Kota Palembang.
"Acara ziara kubro ini diperkirakan jamaah yang hadir sebanyak 10.000 orang baik dari nusantara maupun manca negara, dan juga berdampak baik untuk meningkatkan perekenomian Kota Palembang dari sektor pariwisata serta pendapatan asli daerah (PAD)," ucap Dewa
Ketua Pelaksana pergelaran Ziarah Kubro Habib Mahdi Muhammad Syahab berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk mengingat jasa para Ulama dan Auliya terdahulu dan agar mendapatkan keberkahan.
"Ziarah Kubro ini tentu menjadi momentum mengikat jasa para ulama terdahulu dan berharap mendapatkan keberkahan dari acara ini" kata dia.
Ziarah Kubro sendiri diartikan sebagai "ziarah kubur" dalam bahasa Indonesia. Namun bagi masyarakat Kota Palembang, ziarah kubro merupakan kegiatan berziarah massal ke makam-makam para ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam, atau kerap juga disebut ‘waliyullah’.
Kegiatan ini dikhususkan bagi kaum laki-laki. Peziarah biasanya mengenakan pakaian serba putih dari baju hingga celana, kemudian berbondong-bondong memadati beberapa jalanan di Kota Palembang, persis seperti sebuah pawai. Beberapa ulama dan bangsawan dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, bahkan Yaman akan ikut serta berziarah. Para ulama dan bangsawan tersebut akan berjalan kaki menuju sejumlah titik ziarah di Palembang dalam sebuah barisan panjang sambil menjunjung panji-panji bertuliskan huruf Arab.