Anak enam tahun keracunan nitrogen cair
Jember (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Jawa Timur menerima laporan bahwa satu anak berusia enam tahun diduga keracunan nitrogen cair setelah mengonsumsi jajanan Chiki Ngebul di wilayah setempat.
"Anak berinisial G (6) yang tinggal di Kecamatan Puger telah mengonsumsi Chiki Ngebul yang dibeli di wilayah Kecamatan Kencong, kemudian timbul gejala dalam pencernaan seperti mual, muntah, nyeri dan diare," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember dr Koeshar Yudyarto di Jember, Jumat.
Dia menjelaskan gejala tersebut timbul terus selama beberapa hari kemudian dan hasil diagnosanya anak itu dinyatakan mengalami infeksi pada pencernaan, kemudian dilakukan pemeriksaan dan diperlukan tindakan operasi bedah.
"Pasien anak tersebut sudah menjalani operasi dan kondisinya dikabarkan membaik di salah satu rumah sakit swasta di Jember, namun masih perlu penanganan intensif dari tim medis. Kami terus memantau perkembangannya," tuturnya.
Ia menjelaskan penggunaan nitrogen cair untuk makanan tidak boleh langsung dikonsumsi karena bisa menimbulkan berbagai efek samping, seperti sesak napas, infeksi pada pencernaan, dan trauma pada organ pencernaan.
"Kami gencar melakukan sosialisasi dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung nitrogen cair seperti Chiki Ngebul karena membahayakan kesehatan, sehingga konsumsi makanan yang sehat," katanya.
Dinkes Jember melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi agar tidak ada lagi kasus keracunan nitrogen cair melalui jajanan Chiki Ngebul dengan menggandeng pihak Satpol PP untuk memberikan imbauan kepada para pedagang agar menjual jajanan yang tidak berbahaya bagi kesehatan.
"Kami juga melakukan sosialisasi kepada tiga rumah sakit daerah untuk bisa melakukan penanganan apabila sewaktu-waktu terdapat pasien dengan gejala dugaan keracunan nitrogen cair dan sebanyak 50 puskesmas juga diminta untuk gencar sosialisasi bahaya makanan Chiki Ngebul," ujarnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merekomendasikan nitrogen cair tidak digunakan untuk pangan siap saji dan rekomendasi itu dikeluarkan sebagai langkah merespons kasus keracunan setelah mengonsumsi Chiki Ngebul di sejumlah daerah dalam beberapa waktu terakhir.
Kemenkes membeberkan efek mengonsumsi makanan mengandung nitrogen cair yang tertuang dalam Surat Edaran KL.02.02/C/90/2023 tentang Pengawasan terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji.
Mengonsumsi makanan tersebut yang olahannya tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP) menyebabkan radang dingin dan luka bakar terutama pada beberapa jaringan lunak seperti kulit.
Selain luka bakar, menghirup terlalu banyak uap yang dihasilkan oleh makanan atau minuman yang diproses menggunakan nitrogen cair dapat memicu kesulitan bernapas yang cukup parah.
"Anak berinisial G (6) yang tinggal di Kecamatan Puger telah mengonsumsi Chiki Ngebul yang dibeli di wilayah Kecamatan Kencong, kemudian timbul gejala dalam pencernaan seperti mual, muntah, nyeri dan diare," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember dr Koeshar Yudyarto di Jember, Jumat.
Dia menjelaskan gejala tersebut timbul terus selama beberapa hari kemudian dan hasil diagnosanya anak itu dinyatakan mengalami infeksi pada pencernaan, kemudian dilakukan pemeriksaan dan diperlukan tindakan operasi bedah.
"Pasien anak tersebut sudah menjalani operasi dan kondisinya dikabarkan membaik di salah satu rumah sakit swasta di Jember, namun masih perlu penanganan intensif dari tim medis. Kami terus memantau perkembangannya," tuturnya.
Ia menjelaskan penggunaan nitrogen cair untuk makanan tidak boleh langsung dikonsumsi karena bisa menimbulkan berbagai efek samping, seperti sesak napas, infeksi pada pencernaan, dan trauma pada organ pencernaan.
"Kami gencar melakukan sosialisasi dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung nitrogen cair seperti Chiki Ngebul karena membahayakan kesehatan, sehingga konsumsi makanan yang sehat," katanya.
Dinkes Jember melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi agar tidak ada lagi kasus keracunan nitrogen cair melalui jajanan Chiki Ngebul dengan menggandeng pihak Satpol PP untuk memberikan imbauan kepada para pedagang agar menjual jajanan yang tidak berbahaya bagi kesehatan.
"Kami juga melakukan sosialisasi kepada tiga rumah sakit daerah untuk bisa melakukan penanganan apabila sewaktu-waktu terdapat pasien dengan gejala dugaan keracunan nitrogen cair dan sebanyak 50 puskesmas juga diminta untuk gencar sosialisasi bahaya makanan Chiki Ngebul," ujarnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merekomendasikan nitrogen cair tidak digunakan untuk pangan siap saji dan rekomendasi itu dikeluarkan sebagai langkah merespons kasus keracunan setelah mengonsumsi Chiki Ngebul di sejumlah daerah dalam beberapa waktu terakhir.
Kemenkes membeberkan efek mengonsumsi makanan mengandung nitrogen cair yang tertuang dalam Surat Edaran KL.02.02/C/90/2023 tentang Pengawasan terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji.
Mengonsumsi makanan tersebut yang olahannya tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP) menyebabkan radang dingin dan luka bakar terutama pada beberapa jaringan lunak seperti kulit.
Selain luka bakar, menghirup terlalu banyak uap yang dihasilkan oleh makanan atau minuman yang diproses menggunakan nitrogen cair dapat memicu kesulitan bernapas yang cukup parah.