Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan analisis geologi terhadap gempa bumi yang telah mengguncang empat wilayah di Bengkulu, yaitu Pulau Enggano, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Bengkulu Selatan.
"Morfologi daerah tersebut merupakan dataran pantai yang dibatasi pada bagian timur oleh perbukitan bergelombang hingga terjal. Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur tersier berupa batuan sedimen dan rombakan gunung api, serta endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai, sungai dan rawa," demikian keterangan resmi Badan Geologi yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
Pemberitaan sebelumnya menyatakan gempa bumi, Jumat (18/11), pukul 20.37 WIB. Lokasi pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 100,65 Bujur Timur dan 4,88 Lintang Selatan berjarak sekitar 215,8 kilometer barat daya Kota Bengkulu dengan magnitudo 6,8 pada kedalaman 10 kilometer.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, GFZ Jerman, dan USGS Amerika Serikat, maka kejadian gempa bumi itu diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman pada megathrust dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut-tenggara dengan sudut landai dan kedudukan N 347 E, dip 6, dan rake 125.
Badan Geologi menjelaskan sebagian batuan berumur tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum kompak atau unconsolidated dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu pada morfologi perbukitan terjal dan batuannya telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Data Badan Geologi mencatat bahwa sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada kawasan rawan bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
Gempa bumi itu tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusatnya terletak di laut, namun tidak mengakibatkan terjadinya deformasi bawah laut yang dapat memicu kejadian tsunami.
Menurut data Badan Geologi, pantai di Provinsi Bengkulu tergolong rawan bencana tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari tiga meter.
Badan Geologi merekomendasikan bangunan di Pulau Enggano, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Bengkulu Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu, harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
Selain itu, pemerintah daerah setempat juga harus meningkatkan upaya mitigasi tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi nonstruktural mengingat daerah pantai di Provinsi Bengkulu tergolong rawan tsunami.
Berita Terkait
Harga beli TBS di Bengkulu Rp2,57 ribu per kilogram
Jumat, 3 Mei 2024 19:49 Wib
Arus mudik di Jalan Lintas Bengkulu-Sumbar masih sepi
Minggu, 7 April 2024 19:51 Wib
Polisi kejar begal pasangan suami istri di Jalan Lintas Bengkulu-Sumbar
Kamis, 4 April 2024 10:27 Wib
Polisi: Penimbun BBM subsidi terancam denda Rp60 miliar
Kamis, 28 Maret 2024 14:28 Wib
Pertamina pastikan sarana energi di Bengkulu aman pasca gempa
Minggu, 24 Maret 2024 19:30 Wib
Gubernur Bengkulu ngebet Film Ibu Fatmawati diproduksi
Rabu, 20 Maret 2024 19:55 Wib
Polisi sita 291 potong kayu meranti, total 291 balok
Selasa, 19 Maret 2024 14:35 Wib
Bandara Atung Bungsu Pagar Alam kembali beroperasi, Susi Air terbangi dari Palembang dan Bengkulu
Senin, 18 Maret 2024 23:00 Wib