Sosok para "King Makers" Pilpres 2024

id Pilpres, 2024, Pemilu

Sosok para "King Makers" Pilpres 2024

Terjadi kesepatan antara pemerintah dan DPR RI serta penyelenggara pemilu bahwa hari-H pemungutan suara Pemilu Serentak (Pileg dan Pilpres) 2024 pada hari Rabu, 28 Februari 2024, sedangkan pemungutan suara Pilkada Serentak 2024 pada hari Rabu, 27 November 2024. ANTARA/ilustrator/Kliwon

Saya kira ini sangat menarik simpati kelompok kelas menengah ke bawah karena memang mayoritas masyarakat kita adalah masyarakat wong cilik
Jakarta (ANTARA) - Pertarungan politik pemilihan presiden tidak hanya berbicara siapa sosok yang maju sebagai calon presiden atau wakil presiden saja.

Pada kontestasi lima tahunan itu tentunya juga ada pemilih yang akan memberikan suaranya pada para calo presiden, tentunya juga terdapat partai politik pengusung, simpatisan, maupun sukarelawan hingga penyelenggara pemilu: KPU, Bawaslu, dan DKPP.

Namun, ada satu lagi yang tak kalah pentingnya dalam menentukan arah kontestasi pada pesta demokrasi, yakni sosok-sosok di belakang layar yang disebut King Makers.

Direktur Eksekutif Surveylink Indonesia Wempy Hadir menyebutkan setidaknya akan ada enam sosok king makers untuk Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Nama pertama tak lain adalah Presiden RI Joko Widodo yang hingga pemilu mendatang masih akan memegang tampuk pimpinan negara ini. Menurut Jokowi, bukan pemilik partai, melainkan sang presiden memiliki kekuatan yang penting dipertimbangkan.

Jokowi hari ini bukan hanya kader partai, melainkan juga punya kekuasaan yang sangat powerful, yang menguasai kementerian dan lembaga strategis.

Presiden yang identik menggunakan kemeja putih itu bisa membangun citra bersih dan sederhana sehingga kesetiaan para pembantu di kabinet sangat tinggi meski sudah berada di periode kedua kepemimpinan.

Jokowi juga mempunyai basis massa yang patut dipertimbangkan. Hal itu terlihat dalam dua pemilu terakhir begitu banyak kelompok Relawan Jokowi. Bahkan, para sukarelawan masih setia hingga saat ini pada Presiden Joko Widodo.

Nama kedua tentunya Megawati Soekarnoputri. Megawati tidak perlu diragukan lagi sebagai king atau queen makers karena putri dari presiden pertama RI itu memiliki kapal besar PDI Perjuangan yang menjanjikan untuk 2024.

PDIP terbukti memenangi pemilu presiden dua periode berturut-turut. Pada tahun 2019, PDIP juga memenangi pemilu anggota legislatif.

Kekuatan lainnya yang dimiliki PDIP, yakni soal militansi yang cukup tinggi dalam membangun kekuatan luar biasa, apalagi dengan pakem sampai saat ini memperjuangkan "wong cilik".

"Saya kira ini sangat menarik simpati kelompok kelas menengah ke bawah karena memang mayoritas masyarakat kita adalah masyarakat wong cilik. Dengan demikian, mengusung tema isu wong cilik ini menjadi sangat menguntungkan PDIP Perjuangan," ucapnya.

Nama berikutnya diisi oleh Prabowo Subianto, sosok capres penantang Jokowi dalam dua kali pemilu terakhir bisa barada pada posisi king makers Pilpres 2024. Melemahnya elektabilitas Prabowo belakangan ini bisa membuat pemimpin Partai Gerindra itu menjadi king maker pada tahun 2024.

Namun, tak menutup kemungkinan Prabowo akan menjadi peserta pilpres kembali pada tahun  2024 jika didorong oleh koalisi maju sebagai calon presiden.

Nama keempat adalah Susilo Bambang Yudhoyono yang tentunya akan memperjuangkan Demokrat dan Agus Harimurti Yudhoyono untuk bisa setara dengan tokoh atau politikus lain di kancah nasional.

SBY masih memiliki beban sejarah dalam hidupnya karena belum berhasil mengantarkan anaknya masuk dalam gelanggang politik nasional. Visi dan mimpi yang sudah lama dibangun tentunya tidak akan padam begitu saja dan dibuktikan pada tahun 2024.

Jusuf Kalla menjadi sosok kelima yang disebut akan menjadi king makers pada tahun 2024. Meski tidak memiliki partai, JK dinilai punya pengaruh besar kalau mengatur skenario kontestasi Pemilu Presiden/Wakil Presiden RI.

Hal itu terbukti dengan mengantarkan Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta dan menyisihkan calon lain seperti Agus Harimurti Yudhoyono. JK dinilai sangat lihai dalam memainkan peran.

JK bukan hanya sebagai seorang politikus, dia adalah mantan Wapres dengan segala jaringan kekuasaan yang ada dan masih terawat.

Jusuf Kalla juga merupakan seorang pengusaha sukses. Hal itu tentu juga akan menjadi pengaruh besar pada pilpres karena biaya kontestasi pemilihan pemimpin RI tidaklah murah.
 

Terakhir, terdapat nama Surya Paloh, sosok tersebut memiliki partai politik untuk maju pada pertarungan pemilihan presiden. Surya Paloh bisa menjadi king makers melihat konstelasi politik belakangan ini.

Pada konstalasi politik terakhir, hubungan di antara koalisi agak dingin hubungan, seolah-olah Surya Paloh mungkin tidak akan diajak lagi pada pilpres mendatang.

Manuver politik dari Partai NasDem belakangan ini juga mencoba untuk berada di luar garis koalisi yang ada saat ini.

Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyebutkan beberapa nama lain selain Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo, dan Prabowo Subianto bisa saja muncul sebagai king makers Pilpres 2024.

Partai Golkar saat ini berada di posisi ketiga dalam tiga besar parpol di Indonesia. Tentunya dengan posisi partai tersebut saat ini cukup layak dipertimbangkan siapa nantinya king makers dari Golkar.

Cukup banyak politikus Golkar yang memiliki nama dan pengaruh, seperti Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Airlangga juga menko di kabinet Jokowi.

Ada nama senior Golkar lain Jusuf Kalla, kemudian Luhut Binsar Panjaitan yang juga menjadi orang kepercayaan Jokowi. Tokoh Golkar lainnya, misalnya Bambang Soesatyo yang kini duduk sebagai Ketua MPR RI.

"Nah, ini menarik untuk membuat Golkar siapa yang paling Golkar walaupun pada hasil survei yang mengatakan bahwa Airlangga Hartarto adalah potensial menjadi king makers juga menjadi capres atau cawapres," ujar Ari.

Namun, pada saat ini, PARA Syndicate menilai baru tiga nama, yakni Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo, dan Prabowo Subianto yang akan menjadi king makers pada Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden 2024.

Sementara itu, Susilo Bambang Yudhoyono masih harus melihat elektabilitas dari Partai Demokrat beberapa waktu mendatang sebagai salah satu variabel dalam melihat potensi menjadi king makers.