Ekspor pertanian Sumsel tumbuh 89,89 persen

id ekspor,pertanian,ekspor kelapa,ekspor karet,karet sumsel,ekspor sumsel

Ekspor pertanian Sumsel tumbuh 89,89 persen

Pekerja membawa hasil menyadap getah karet di kawasan perkebunan karet di Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (5/4). (ANTARA FOTO/Feny Selly/kye/17)

Palembang (ANTARA) - Ekspor pertanian Sumsel terus meningkat sepanjang tahun 2020 dengan mencatat pertumbuhan 89,89 persen secara tahunan (year to year).

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih dalam keterangan pers secara virtual, Senin, mengatakan walau kontribusi masih rendah yakni 1,18 persen dari niai ekspor Sumsel tapi jika kenaikan ini terus menerus maka bisa jadi menjadi andalan untuk perdagangan luar negeri.

“Ini tak lain berkat adanya peningkatan ekspor Sumsel berupa kelapa, lada hitam, dan getah karet. Khusus karet, ada peningkatan harga dalam beberapa bulan terakhir,” kata dia.

Sebelumnya, ekspor komoditas lada hitam Sumsel melejit hingga 200 persen pada Maret 2020.

Ia mengatakan secara mouth to mouth (mtm), ekspor pertanian Sumsel bertumbuh 10,85 persen atau terbilang baik jika dibandingkan dengan sektor minyak dan gas (migas) yang mengalami pertumbuhan negatif -29,62 persen pada Oktober 2020.

Ekspor Sumsel lainnya yang masih baik pada Oktober 2020 ini jika dibandingkan sebelumnya yakni ekspor industri yang tumbuh 17,33 persen, pertambangan 26,58 persen. Sehingga total ekspor Sumsel pada Oktober berjumlah 332,57 juta dolar AS atau tumbuh 15,96 persen.

Dengan begitu, ekspor nonmigas menjadi penyumbang utama dengan kontribusi mencapai 94,84 persen sepanjang Januari-Oktober 2020, yangmana industri berkontribusi 76,82 persen, tambang 16,84 persen, pertanian 1,18 persen. Sendangkan sektor migas hanya berkontribusi 5,16 persen.

Membaiknya ekspor pertanian Sumsel ini tak lepas dari capaian positif ekspor komoditas kelapa, yang mana sepanjang tahun 2020 terhitung Januari-Oktober dengan mengalami pertumbuhan hingga 21,04 persen.

Ekspor kelapa mengalami kenaikan siginifikan karena terjadi peningkatan produktivitas di daerah ini. Berdasarkan data Disbun Sumsel 2019 terdapat 165.000 petani kelapa dengan produksi mencapai 57.570 ton kopra dan mayoritas berada di Kabupaten Banyuasin.

“Ini menjadi suatu peluang dan potensi bagi Sumsel. Manakala diberdayakan dengan baik, akan dapat mendongkrak perekonomian daerah,” kata dia.

Komoditas kelapa ini sangat berpotensi karena produk yang dijual beranekaragam, mulai dari buahnya, sabut, batok, dan lainnya.

Sumsel sebaiknya segera mengembangkan industri pengolahan kelapa agar mendapatkan nilai tambah.

“Jangan sebatas jadi komoditas yang untuk dibakar saja (batok kelapa), buat mengusir nyamuk,” kata dia.